SEPERTI MENGHIDUPKAN DINOSAURUS

Salam Onthel….
Kang Laexs dan teman-teman onthelist, salam kenal dari saya di Jogja.
Sebenarnya sudah setahun lebih saya selalu mengikuti perbincangan di ajang ini sambil terus belajar dari para pendekar onthel di sini yang begitu ringan membagi ilmu. Terimakasih banyak atas semua informasi yang telah diberikan. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman merestorasi sepeda tua sekaligus mengharap pencerahan lebih banyak lagi. Kan onthel itu ibarat air laut: makin banyak diminum makin bikin haus 🙂
Beberapa waktu lalu saya mendapat hibah sebuah sepeda Fongers tua yang semula bertahun-tahun teronggok di halaman terbuka. Seperti terlihat pada foto, waktu saya mendapatkannya, seluruh permukaan sepeda itu sudah benar-benar tertutup karat. Dari bentuknya yang tinggi gagah dengan beberapa ciri khas yang ada, saya segera mengenali bahwa itu sepeda Fongers yang secara awam saya katakan berukuran 24 karena tinggi.
Adrenalin saya sampai berdenyar-denyar begitu melihat semua aksesoris penting yang melekat di sana masih utuh, termasuk bagian-bagian remnya yang rumit itu. Selama berbulan-bulan kemudian sepeda itu saya bersihkan. Berkat bantuan seorang teman, dengan mengandalkan cat serta krom ulang, Fongers tua itu telah terlahir muda kembali. Bagi saya itu benar-benar serasa menghidupkan kembali dinosaurus.
Di foto itu sengaja saya sandingkan kondisi sebelum dan sesudah restorasi dengan angle yang mirip agar mudah diperbandingkan. Harapan saya, demi lebih memantapkan hati ini, sudilah kiranya Bapak/Mas/Akang semua memberikan pencerahan seputar seri, tahun produksi, dsb. Di tube depan sepeda saya tertera kode CCG 60, sementara di bawah sadel ada angka 2918-59. Kalau menurut keterangan Mas Andhyt yang saya pahami, kalau tidak salah CCG itu termasuk 1e soort B, Fongers seri tua kasta kedua setelah BB. Dan nomor seri itu apakah berarti sepeda saya buatan tahun 1929?
Meskipun saya membaca berulang-ulang semua ulasan tentang Fongers di sini, kenyataannya tidak semuanya mampu saya pahami dengan baik. Misalnya keterangan Mr Andre Koopman tentang “dubbele biezen” yang kalau tidak salah lagi, seharusnya ada di sepeda CCG? Apakah yang dimaksud “biezen”? Apakah strip/line, atau front logo/emblem? Mohon kerelaan Kang Laexs, Mas Andhyt, atau para pakar yang lain untuk menjelaskan. Jika biezen itu adalah strip/lis variasi, maka berarti saya salah, karena setelah dicat ulang, sepeda saya diberi lis hijau, tapi cuma single. Bukan double. Artinya, saya harus menambahkan satu garis lagi.
Atas kerelaan semuanya, khususnya Kang Laexs atas kesediaan memposting gambar sepeda saya ini, saya sampaikan terimakasih. (foto akan saya kirim kalau perlu beberapa kali, silahkan Kang Laexs menyeleksi).
Tabik,
wongeres
before-after-01.jpg
Transfer merek jadi kinclong
before-after-02.jpg
Stang before & after
before-after-09-1.jpg
Spakbor – before & After
boncengan.jpg
Boncengan
before-after-04.jpg
Ketengkas dan standar
nomor-seri.jpg
Kontruksi rem dan nomor rangka
hasilnya1.jpg
Fongers CCG 60
before-after-05.jpg

144 thoughts on “SEPERTI MENGHIDUPKAN DINOSAURUS

  1. mas klo boleh tahu dimana alamat untuk melakukan restorasi ( dan pengecatan ) itu mas – hasilnya bagus bnget – suwun ya –

  2. anah noda opo…noda lagu kali…..hehehehe

    Ini salah satu menghargai hasil karya…Saya yakin sampeyan tambah cinta ma ontel….
    Cakep mas..

    salam ontel

  3. salam kenal,,serem buanget kalo sebelum di restorasi yaaa…kayanya tuh sepeda ada yang nungguin x kalo ga di restorasi,,waktu kondisi awal di beli dengan harga berap to mas>akang>pak de,,suwun ontelish karawang, jabar

  4. dari berkarat… jadi mengkilap, intinya kesungguhan memaknai onthel…angkat k(t)opi Sam!!!. Sam Alex di daerah Pemalang apa masih banyak janda-janda bertebaran?(baca: sepeda2 tua berserakan?). Kalo liat sampeyan berburu pit kuno kayanya lebih seru dibanding nilai pitnya itu. Bagi-bagi ceritanya dong…kalo bisa pitnya juga….he..(nglamak)

  5. gendeng reeek suiiip tenan sepedae……ane punya sepeda tua,karatan & g karuan jenisnnya..mungkin ga ya bisa diresto kya gtu,soalnya besi satu ama yang lain dah nempel g bisa digoyang….eman,mbah bilang tu sepeda dah lawas banget,ciri yang ane kenal stang kya PFG, krocong gede..

  6. mas loco….beli tong yang gede….trus celupin ke dlm minyak tanah…5 bulan aja…dijamin bisa mrotoli semua……he3x…

    salm kenal cak…

  7. Mas Andhyt, saya ikut berbelasungkawa. Moga Mas Andhyt & keluarga menerima takdirNya dgn ikhlas. Terimakasih saya buat Kang Laexs. Salam kenal untuk teman onthelist semua. Tq atas sambutan dan semangatnya.

    Habis berapa usaha restorasinya (3, 11)? Rasanya habis-habisan, karena energi & pemikiran banyak tercurah. Royal Jepang saya harus dilego buat bayar kromnya saja 🙂

    Kang Sodiq/YBS, nggak ada tuh noda sejarah di sana. Adanya “kubangan sejarah”! Habis, karat semua :-)) Sudah gak menyisakan tempat lagi untuk masa kini, sampe ke sadel-sadelnya. Tapi sekarang sdh bisa dipakai jalan sampai ke Kantor Pos, Prambanan, & Imogiri.

    (6, 8, 9) Restorasinya di Jogja. Silahkan datang saja sekalian silaturahmi dgn teman2 Podjok, JOC, dan onthelist Jogja lainnya karena mereka semua tahu pakar2 restorasi yang baik. Para pakar itu selalu mengatakan kepada saya bhw di atas langit masih ada langit. Salut deh untuk beliau2….

  8. Ping balik: pembelajaran WEB « Muh. Nurud Dhuha

  9. Wah!sungguh dasyat n sungguh2 saudara meng”upgrade ” gerek fongers ini….tahniah mas….cantek n nampak seperti dinosaur mati hidup semula…
    Salam dari Msia…

  10. Salam kenal

    Salut buat Mas Wongeres dan yang merestorasinya

    Bagus banget sepedanya Mas, wah hebat sepeda karatan kok bisa kinclong kayak gitu ya mas, emblem depannya masih ada nggak Mas, kalau ada saya minta satu aja, he . . he . .he .

    Okey Mas selamat ngelus-ngelus Fongers and ngontel, trims

  11. memang top tuch fongers….
    tp bneran lain dulu lain skr..
    g nyangka euy…
    bs bkarat bgitu gmn caranya???
    mas dpt transfer merk fongers dr mana??
    boleh dong ksh tau tmpatna n hargana..

    trus mslah biezen itu mxdna strip/line/garis…
    mngkin bs sdkit membantu…

    hidup fonger ach…

  12. Kalau tidak keliru Fongers Model CCG 60 1e soort B tahun 1942 mempunyai batangan pipa hotizontal ganda (yang menghubungkan pipa tempat stir dan pipa bawah sadel), mungkin dubbele biezen itu maksudnya pipa horizontal yang dua sejajar itu.

    Untuk nomor seri 2918-59 saya kira pendapat Mas betul buatan kira-kira tahun 1929 menurut sitem penomeran baru frame Fongers.

    Demikian informasi dari saya, mohon maaf kalau keliru, trims.

  13. Fongersaurus? Keren juga ya buat panggilan nih onthel. Hehe… Thks Mas Mbetmen/Chegu Hopper. Mohon maafkan, kebiasaan saya di Jawa, semua saya panggil Mas. Tapi itu bisa kamas (kakak), dhimas/nimas (adik). Harap maklum. Intinya, semua pengonthel adalah bersaudara! (Gitu ya Mas Orang Pinggiran?)

    Mas Bandi & Mas Kunyit_kecil, terimakasih informasinya. Jadi tambah puyeng nih, apa dubbele biezen itu sama dgn dobel deker ya? Soal sticker/transfer merek saya barusan tanyain ke teman saya di Bekonang apakah masih. Ternyata abis. Banyak yang cari, katanya. Kalau yang model emblem/stempel kuningan saya masih suka lihat di pasar Pandak, Bantul. Ini masih ada satu teman lagi saya sms belum jawab.

  14. Sebenarnya sy juga sedang menggalang teman2 yg punya berbagai keahlian untuk proyek renovasi sepeda onthel lama.

    Sy memulainya dg sepeda sy sendiri yg memang tidak layak dilihat tapi masih layak dipakai. Kesulitan sy dlm memperoleh onderdil/ perlengkapan dan sticker lama. Jadi kalau ada teman2 di Jawa yg masih punya onderdil/ perlengkapan dan sticker lama ya silakan ditawarkan kpd sy dg sistim barter atau apalah asal sama2 senang. Tak iya??

    Ya semuanya ini hanya untuk kesenangan/ dipakai sendiri saja bukan untuk dijual. Kalaupun mau dijual lagi juga belum tentu akan mendongkrak harga padahal biaya renovasinya tinggi.

  15. Dear Wongeres,

    Selamat atas restorasi CCG-60 nya. Kereeen buaaangggeeeet!!! Konstruksi rem yang langka dan tua. Seperti yang kau tebak, sepedamu buatan tahun 1929, dan menduduki ranking ke 2 alias ‘Ie Soort B’ dari strata Fongers (CCG). Sepedamu buatan tahun 1929 dan jadi sepeda CCG ke 59 yang diproduksi tahun 1929. Angka 18 itu indikator kode produksi Fongers.

    Sedangkan untuk kondisi garis strip, lihatlah di http://www.rijwiel.net./fietsen/fon/af24.htm disana ada acuan untuk membuat garis, transfer merek dan jenis warna hijaunya sekalian. Tidak harus ditiru 100% namanya juga jadi acuan, sebab belum tentu juga sama persis, namun paling tidak ada contoh yang tipenya sama. Kebetulan CCG juga, hanya tahunnya tuaan punyamu.

  16. Rekan onthelis sedunia dan dunia maya, ada yang punya inpo acara di Blawe kediri ndak ya…..Nuwun (katanya ada wayangan, pameran sepeda, bursa sepeda, klithikan dll). Kabar angin tersebut sudah terdengar sayup-sayup samoai Papua nih…..Nuwun

  17. Terima kasih Mas Wongeres atas jawabannya, saya butuh sticker/transfer merk untuk Fongers saya tahun ’50 an, bukan yang logam/kuningan . . . . . nuwun Mas

    Untuk Mas Andyt apakah betul yang dimaksud “dubbele biezen” itu pipa batangan horizontal ganda yang ada pada gambar di http yang Mas Andyt tulis diatas . . . . trims Mas

  18. Terimakasih banget Mas Andyt atas pencerahannya. Sekarang saya bisa mensetting diri saya saat mengendarainya dengan lebih mantap. Cuma seperti Mas Bandi, saya masih penasaran soal istilah dubbele biezen itu.

    Biezen kalau diterjemahkan ke english kok artinya rush? Jauh banget ya 😦 Kalau di istilah kedokteran (halah. dr. onthel?) kan semacam bintik/bercak di kulit…

    Mas Bandi sami-sami. Teman saya yang lain punyanya merek BSA. Itu pun mesti dicari dulu.

    Mbah Roko, Bang Madi & Mas Ahmad, kebetulan sepedanya saya dapet dikasih, tinggal konsentrasinya ke restorasi doang. Makanya istri gak sampe marah banget. Hehe…

    Mas Ateng, Mas Painhi, tq. Kan kujaga amanat Sampeyan. Mas Faj, kalo cuma ke Prambanan, belok ke Imogiri, Panggang, bagi saya mah blas nggak terasa Mas. Soalnya mungkin saya sudah pingsan! Hehe… tq Mas.

  19. Wongeres,

    Saya juga tidak ngerti apa makna istilah ‘dubbele biezen’. Mungkin juga berarti dobel strip atau kemungkinan juga dobel frame. Tetapi jika dobel frame diistilahkan sebagai ‘dubbele dekker’ mungkinkah dubbele biezen berarti dobel strip? Kuner pernah mengatakan disalah satu emailnya kalau Fongers lama itu stripnya dua, sedangkan yang cenderung baru (PFG) hanya satu. Kalau di situs CCG tahun 1942 dobel dekker yang kemarin saya sertakan terdapat dua garis, kemungkinan untuk yang edisi lama juga dua garis. Itu pendapat saya.

    Untuk kepastian lebih lanjut tanyakan saja meneer Koopmans, apa istilah ‘dubbele biezen’ itu.

  20. Jadi ingat judul film yang berjudul …Fongers Returns…
    😀 .. keren ni sepeda bener-bener opa fiets… hampir mencapai 80 tahun umurnye…

  21. Wongeres,

    Dimana ya bisa dapat emblem Fongers yg asli & bagus yg terbuat dari logam/ kuningan? Saya mau memenuhi saran pak Sukamto Malang. Kalau ada boleh di-sms ke 0816-8648-8648. Terima kasih banget.

  22. Mas Parno,

    Kalau mau ngajak jadi tengkulak ayo kita sama-sama nyerbu ke Kediri siapa tahu wak Haji Basuki sudah bosen dg beberapa sepedanya. Ha ha ha.

    Lha piye sy punya Fongers, katanya pak Sukamto perlu diganti emblemnya, ya sudah … makanya saya cari. Kalau kemarin saya baru dapat Simplex Cycloide lha koq setangnya tdk asli … makanya kalau ada yg punya setang SC yg gak kepakai ya biar saya lamarnya. He he he.

  23. kediri sih, jauh amat… maaf ah bang madi idenya saya tolak hehehe….
    biar aja orang yang dateng sendiri untuk nawarin, kecuali kalo deket…..
    punya dagangan apa aja bang madi, boleh dong liat-liat kali aja ada yang cocok…

  24. Saya cuma mau cari emblem Fongers dan setang SC buat melengkapi sepedaku. Dagangan sih enggak krn saya cuma mau koleksi yg bagus2. Kalau dapat yg lebih bagus ya yg kurang bagus mau saya tukar tambah ama yg lebih bagus lagi.

    Emangnya tinggal dimana? Di Bekasi juga? Ayok kita ngonthel aja sama2 sambil ngopi di Starbuck, tapi bayar sendiri2 ya … ha ha ha.

  25. Mas Faj,
    jalan2x dari kantor pos ke prambanan belok kanan ke imogiri trus bablas neng panggang boleh-boleh saja kita lakukan lain waktu ya….

  26. Mr.T, mangsudnya film Oom Mbetmen return ya 🙂 Iya sih, setelah 79 taon!

    Bang Madi ini borju juga ya, nongkrongnya di starbuck. Hehe… Bang, di pasar desa sekitar Jogja, stang cycloide gak akan dikenal. Belum lama saya ke pasar Kartosuro, ada orang bicarain stang sekluit dan PFG. Asal rajin main ke “klithikan” atau pasar sepeda pasti ketemu. Begitu juga emblem Fongers. Yang saya lihat dulu itu cuma seperti warna tembaga, gak ada catnya. Tapi soal keasliannya, tentu Mas Andyt lebih tau.

    Mas Andyt, dalam terawangan Mas, Fongers saya itu dulunya lampu stopan belakangnya seperti apa ya? Yang saya punya kok bulat, dari kuningan, di atasnya ada tulisan stempel Fongers. Sudah benarkah? Soalnya itu hasil buruan, bukan bawaan dari sepedanya.

    mr.t : batman returns sih nggak seru…mummy returns..baru klop 😀

  27. Wongeres,

    Ya itu karena mas Parno ngajakin bisnis sepeda, makanya tak ajak ke Starbuck (Sekitar Pasar Bukit Duri). He he he, akeh sing kecele.

    Ha ha ha ha ha …..

    Tapi ngomong2 boleh deh dikirimin itu emblem Fongers. Boleh di-kontak2 di 0815-8648-8648.

  28. Hari gini Bang Madi? Orang nyarinya durian duri lunak, ini malah ngajakin ke bukit duri 😦 Emblem gak ada di tangan Bang. Cuma liat aja di pasar. Atau, kalau mau mahalan dikit, datang aja ke pasar sepeda, trus nyopot dari sepeda yg dijual. Biasanya boleh, kalau emblemnya sendiri cuma tempelan baru. Banyak kok, Raleigh dipasangin Batavus, misalnya. Ya deh, mulai sekarang kalo liat lagi biar saya simpen.

    Mas Hero heroik betul tuh tantangannya.

    Mas Wawan thks banget undangannya. Mampir pasar Pandakkah? Akan sy pertimbangkan. Soalnya biasanya sy barengan teman2. Sekali lagi thks.

  29. Wauwiedepouwie ! that was a big job, you made a beauty out of some rusty tubes !
    And with the complete rare Fongers braking-system…..!

  30. dipilih..dipilih…mana yang lebih mantab, sebelum restorasi atau sesudah…hahahahahahaha..tinggal selera! kalo aye sih yang karatan aje dah!

  31. om YBS boro2 1 tong atu liter aja susah nyarinya sekarang…tp apa bener nich ..karaten pd sepeda bisa hancur dengan minyak tanah,soalnya sebelumnya emang udah saya tetesi minya tanah eeeh g taunya stir udah bisa dilepas..sekarang ini masih rangka nglepasin onderdil2 yang bisa dilepas………ya selamat dech boeat mas om fongeres…..ajiiiib..

  32. buat Bang Madi,

    Setang SC yang seperti apa? yang model tuas rem masuk? Itu hanya buat varian Luxe dan Elite, kalau yang Standaard, Radium, dan Kuisframe setangnya biasa.

    untuk Wongeres,
    Ada dua opsi untuk lampu belakang Fongers tahun 1920-1935an, yakni tanpa lampu sama sekali, dan pakai lampu merek Fongers yang bentuknya seperti Lucas yang tipis, nempel diujung spatboard belakang, cukup kecil dan (bila dilihat dari samping) agak tipis.

    Kalau tak tersedia nggak usah diupayakan, namun seringkali sudah dilobangi dengan posisi lobang agak keatas seperti merek sepeda non Fongers oleh pemilik terdahulu, sehingga kita sudah nggak bisa berbuat banyak. Untuk itu apa yang dilakukan teman-teman PAKKAR ada baiknya untuk acuan, pakai lampu spanninga yang ujung bagian atasnya ada lobang, Fongersmu pasti kelihatan makin kece.

    Namun kalau mau ekstrem orisinil, ya mendingan dilas aja lobang lampu belakang. Cuman sayangnya itu merusak cat dan harus dicat ulang.

  33. To Andre Koopmans,

    Indonesian do not know about the meaning of ‘dubbele biezen’ , so would you like to translate that in English, please?

    thanks.

  34. Great Thanks Mr Koopmans. I feel so lucky having this one in complete condition. There is one thing I want to ask (as also asked by Mr Andyt): last day, did you asking abaout “biezen”, does it means stripe/line or logo/brand’s emblem?

  35. wah mas Faj nih…….
    jangan-jangan acaranya cari sepeda lagi ya?sudahlah mas,yg kemarin juga sudah cukup bagus kok,full orisinil lho…

  36. Mas Andyt dkk onthelis,
    -Apa perbedaan Fongers seri BB, CCG dan HZ selain dari
    nomor serinya?
    (misalnya pada konstuksi rem, bentuk stang, konstuksi rangka, baut, jenis bahan dll)
    sehingga mempunyai variasi harga.
    – Sejauh mana perbedaan harga dari tiap seri Fongers?

  37. Mas Andyt,

    Terima kasih banget atas informasinya tentang setang SC. Memang yg model tuas rem masuk itu sangat menarik untuk dipasang di SC. Kayaknya saya musti berguru dulu ke Sby ya?Saya cuma mau mengganggu urusan perguruan sepeda bukan perguruan lainnya lho.

    Terima kasih sebelumnya – c u later.

  38. Mas Niko, sorry sy nyamber aja kaya’ kompor. Menurut ulasan yang sdh disampaikan di sini, seri BB dan HZ itu desain rangkanya sama. Pembedanya ya cuma konstruksi rem dan nomor serinya.

    Th 2006 lalu saya dapatkan onthel pertama saya dari sesepuh, sebuah fongers tua yang baru saya perhatikan seri di tubenya setelah membaca ulasan di sini. Serinya BB 55. Desain rangka dan remnya sama persis dengan CCG 60, cuma agak pendek karena ukurannya 55. Stangnya juga sedikit berbeda, yang BB lebih lebaran dikit dan terkesan gagah. Nggak tahu, apakah dari aslinya seperti itu.

    Kolektor Fongers ya Mas? Mau dijadiin H 65-nya yang menjulang itu duluan atau HZ-nya? Bisakah diceritakan ciri-ciri keduanya? Di jogja masih banyak pakar sepeda. salah satunya yang Mas Niko sebutkan itu.

  39. Mas Andyt, maturnuwun. Terawangannya tepat sekali, kedua sepeda fongers saya spatboardnya sudah bolong. Jadi tetap saya beri stopan. Satunya asli fongers berbahan kuningan, satunya tanpa merek, nyopot dari pasar.

    Mas, kapan jadi nulis buku tentang onthel? Ayo Mas, segera saja. Saya siap mensupport mengingat banyaknya teman-teman yang berminat di sini. Kalau masih ragu, tulis saja buku-1, pernak-pernik yang tersisa bisa Mas tulis di buku-2. Bukankah buku yang tanpa ralat itu tak akan pernah terbit? Hehe…

    Teman semua setuju nggak kalau Mas Andyt nulis buku onthel?

    Semoga.

  40. Wongeres,
    Setuju banget! Tapi apa nggak tahu kalau mas Andyt sebenarnya sedang menyusun buku?

    Mas Andyt,
    Saya mendukung usulan Wongeres (embuh sing ngeres apane). Kalau sudah ada bukunya kan gampang, siapapun yg masih juga bandel mau tanya2 tentang Simplex dll tinggal dijawab ; Baca tuh buku! EGP!! Hua ha ha.

  41. Hallo Andyt and Wongeres,

    Biezen are stripes, dubbele biezen are double stripes.
    On a Fongers these stripes are (mostly) green, on most bicycles they are gold, made with “gold”-paint.
    Raleigh uses red stripes etc.

    I use a “biezentrekker” to make new biezen during a restauration, this is a small tool, a small tube where you can put some paint in, on the underside is a small steel wheel that takes some paint out of the tube when you roll it over a bicycle-frame-tube.
    To make straight lines I use an old magnetic strip from a refrigerator that I “stick” on the frametube, than I roll with the wheel of the biezentrekker against the strip and so I get a nice small and straight stripe.

    I heard about your father Andyt, I feel very sorry for you and your family but I can not find the right English words…
    I did send you some pictures of my Simplex during that periode, I don’t know if you received them, but I can imagine that you have something else on you mind during these days.

    Wongeres, very nice that you made pictures of the Fongers before and after restauration of the bicycle.
    It must have been a lot of work and costed a lot of money for you, but the result is very nice.
    You started with a rusted, but complete bicycle, so you did not need to search for parts, that is a great advantage.
    I am still looking for the brakes for my 1908 Fongers BB60.
    This bicycle has less rust, but looking for the right missing parts takes more time than restoring rusted, but correct parts !
    You did a fine job, With the green “biezen” and all the transfer-“stickers” are there. I like the Fongers as you rebuild it, nice and “clean”, without too much bells, lamps and other “luxery”.

  42. wah…wah..wah..ssuuuiiiippp banget mas tu fongers.. sip lagi mungkin kalo saya ddidisurrrruuh ngeeraawat…(gugup).

  43. Mr Koopmans, thanks for your detail explanation, that was very inspiring ideas. To create the “biezen” in here we use the trackpen, it’s a kind of pen attached on the drawing compasses. The pen side we used to make the line, and the other one attached to the edge of mudguards (spatboard) to guide the pen drawing the lines. But if the mudguards has a dent, the line that we made will be bended too 🙂

    And you’re right about your opinion that collecting the parts is longer than building or removing the rust of the bike itself. And now I’m still looking for the front brake of my 1926 Fongers BB 55.

  44. Mas Niko,
    Perbedaan seri BB, CCG, dan HZ selain dari konstruksi rem juga mungkin dari kualitas bahan. Beberapa waktu lalu ketika saya menanyakan hal ini ke Koopmans, ia hanya menjelaskan perihal konstruksi rem tersebut, bahkan untuk yang buatan sebelum tahun 1930 tak bisa dibedakan antara BB, CCG, atau HZ kecuali dari tulisan dan model lobang garpu tempat as roda bermukim. Lalu saya mencoba menarik kesimpulan berdasarkan asumsi-asumsi dari pengamatan saya pada Fongers-fongers yang ada (mungkin juga bener, bisa juga kurang tepat). Alasan perbedaan harga selain dari konstruksi rem menurut saya berasal dari:
    1. Kualitas bahan (entah campuran bahan metal atau teknik finishing, yakni kualitas cat). Saya telah membuktikan bagaimana logam frame BB tidak berkarat ketika dihujankan semalaman, HZ muncul karat sedikit, sedangkan yang paling banyak keluar karat adalah logam frame Simplex.
    2. Mungkin berkaitan dengan biaya patent, seperti kasus Simplex Swefiets 1953.
    3. Alasan-alasan lain yang berkaitan dengan marketing, misalnya posisioning, atau berkaitan dengan promosinya. Misalnya BB untuk kelas aristokrat, sedangkan yang lain kelas reguler, lalu HF kelas ekonomis. Inilah faktor yang ikutan mendongkrak harga secara psikologis. Bisa juga berkaitan dengan eksklusivitas, sebab BB hanya dibuat 1000 buah sampai tahun 1940, sedangkan HZ 1500.

    Menarik mendiskusikan hal ini. Mungkin ada rekan lain yang punya asumsi atau bukti lain? monggo.

    Soal buku. Mana saya sempat. waktu saya habis buat ngajar, penelitian untuk thesis M,Si FISIP Unair…satu-satunya libur Sabtu dibagi antara onthel dan kegiatan gereja.

  45. Untuk perbedaan harga, nggak begitu terpaut banyak. Yang paling mahal adalah BB Dames/BD persneling SA 3 speed rem karet, sedangkan yang paling murah (selisihnya hampir 2 kali lipat) adalah HF cowok memakai rem karet tanpa persneling. Kondisi ini di tahun 1930-an.

  46. Ralat sedikit, untuk jumlah produksi seri BB cowok hanya dibuat 500 buah, sedangkan cewek malah 100 buah, sementara HZ cowok 1500 dan HZ cewek 600, lalu seri HH/HD cowok 3500, dan cewek 1900 buah sepeda di tahun 1923.

  47. waduh, …ini produksi untuk seluruh dunia apa quota khusus indonesia aja mas andyt..
    si BB langka bener……, padahal dalam kehidupan orang banyak yang BB luh… 😉

  48. Mas Parno, bukannya BB emang akrab dengan onthelist? Makanya kita pake anti perspirant biar haruman dikit. Hehe… bercanda Mas.

    Mas Nino, Anda jeli banget. Fongers CCG dan BB saya keduanya gak ada penutup (topi) fork-nya. Saya sudah tanya-tanya, katanya model BB/CCG tahun itu memang begitu, tanpa topi. Ada yang bilang, meskipun tanpa topi, dulu bahu fork-nya itu ada dikrom dikit. Apakah teman-teman ada yang bisa memberi penjelasan?

  49. Mas Andyt, apakah itu artinya Anda sedang membuka lowongan asisten untuk menyusun buku onthel? 🙂 Ayo, teman-teman, siapa berminat, biar kita punya buku sakti yang bisa buat referensi.

    Di buku pertama, Mas Andyt kasih pengantar umum dulu saja tentang sejarah peronthelan, lalu biarlah teman-teman di sini memberi testimoni (gratis) tentang kisah-kasih mereka dengan sang onthel. Jadi, yang testimoninya dimuat justru harus ngeborong bukunya buat dibagi ke handai taulan, kaum kerabat, sampai orang lewat. Semacam ekspresi diri. Hehehe… Gimana Mas Andyt dan teman-teman? Bang Madi siap, kan?

  50. Saya agak kurang sependapat dengan pengamatan dimas Nino, 😛 apa yang ada di CCG (mas atau mbak) Wongeres terlihat tutp forknya dicat hitam. Untuk Fongers lama, jika tutup dicopot maka pada ujung garpu tidak ada tonjolan atau lebihan alias polos dan mulus lurus (lihat di foto berjudul ‘rem depan’ pada artikel ‘Harta Karun dari Gudang Loak’ di situs ‘Andyt Andrian’) di Wira-Wiri ini. Punya sampeyan terlihat ada tonjolan ‘lebihan’ nya sehingga saya mengidentifikasinya sebagai tutup fork. Gitu…

    Punya saya tutup fork-nya sudah ada lagi, soalnya tetangga saya sangat mahir membuatnya, cukup 100 ribu rupiah saja, persis gusis..alias sangat mirip. Bahannya dari plat bekas casing CPU…hahaha… Setelah dikrom, mas Koopmans saja pengin dibuatkan..

    Saya tidak mencari asisten. silakan yang mau nyusun buku saya akan bantu artikelnya. 😛

  51. buat mas PARNO,

    Dalam situs itu kurang jelas apakah hanya dibuat segitu sampai tahun 1923, ataukah produksi tiap tahun cuman segitu jumlahnya. Maklum bahasa Belanda, jadi kurang mafhum. Namun, seri BB di Surabaya hanya segelintir saja. Yang saya tahu tidak sampai 5 sepeda. Paskas ada dua, Pakkar ada satu, Senopati satu. Yang model rem ‘bumbung’ seperti di situs ‘Harta Karun dari Gudang Loak’ malah dari 5 itu hanya 2 saja. Punya Sandy Paskas dan Andyt Paskas.
    Bahkan Koopmans dalam e-mail pribadi pada saya mengatakan kalau model rem ‘bumbung’ seperti itu di Belanda hanya punya Jos Rietveld seorang, yakni BB65 tahun 1934. Dia bilang kalau BB rem bumbung yang diketahui/didata/ada buktinya dengan foto cuman dua dengan punya saya. Dari fenomena ini sepertinya kok masuk akal dengan data yang saya kutip dari situs Fongers tentang jumlah produksi kemarin.

  52. seru buanget ngomongin fongers!
    hehehehehe…sabtu ini siapin fongers wedo ku yang cuantik, lalu minggu ajak jalan2 nikmati indahnya dunia!
    hahahahaha..
    kalo da weekend gene, suenang buanget!!
    kabur!

  53. mas2 ude jangan di pikirin jumlah produksinya, yang penting fongers..
    fongers ya fongers…
    yang penting lg..minggu ini numpak fongers!!!!!!!!!!

  54. RALAT…
    Maaf bukan nggak setuju dengan dimas Nino, tapi nggak sepakat dengan Wongeres, haha…maklum keburu-buru jadi kurang fokus.

  55. iye setuju..
    mau Fongers, mau Simplex, mau Gazelle, atau Humber..atau apapun mereknya asli atau buatan sendiri yang jelas jadi kebanggaan dan kesukaan untuk dinikmati…
    APALAGI KALAU BEARING, PISAN..ya nggak kang T !!!, hahahaha

    mr.t : yo’i bro…cepetan pasang dong.. 😉 heheheh

  56. mas mau tanya ni..sy perna liat foto dan artikel yang memuat ratu belanda lg naek speda dames fongerS,
    terus ada ertikel yang memuat keluarga sukarno lagi berfoto bersama speda kesayangan fongers juga,….
    jangan2 fongers itu sepeda wajib kerajaan yak???
    emang fongers muanteb
    bersyukur temen temen yang kebetulan punya fongers, apalagi seri yang mahal..
    akan tetapi bener kata mas gokil, fongers ya fongers

  57. besok sabtu, aku tak lap fongersku ampe lalet aje kepeleset!
    biar ari minggu keliatan cantik dan anggun..hehehehehehe
    ga tahan nunggu besok, horeee, aku lagi senang!

  58. Oalaah, Mas Andyt (wongeres itu nama pria Mas)… Jadi tonjolan itulah rupanya tutup forknya ya Mas? Horeee… berarti fork saya sdh komplit dong? Soalnya tutupnya itu rapi banget, gak ada rongga sama sekali sehingga saya pikir itu menyatu satu cetakan. Hidup Bung Gokil! Saya ikutan senang!!

    Trus, usulan Mas Nino tentang krom tutup fork itu apakah sebentuk kewajiban kalau mau sedekat mungkin merestorasi seperti barunya dulu?

    Nuwun. Selamat berweekend-ria, apa pun sepeda kita. Tariiiik!!!

  59. untuk Gugum,
    Iya memang ada foto tentang para pesohor jaman dulu dengan Fongersnya, yang keluarga Belanda dapat dilihat di http://www.rijwiel.net./gallery/foto_8n.htm lalu yang pak Karno kalau nggak salah juga tak hanya Fongers namun juga Raleigh (ada di buku di bawah Bendera Revolusi, bagian foto-foto, lagi memboncengkan ibu Fatmawati). Namun Fongers yang tampak di foto pak Karno tak sejelas Raleigh-nya. Fongers bukan sepeda wajib kerajaan. Namun karena sepeda itu paling mahal pada jamannya sehingga hanya mampu dibeli oleh kalangan tertentu saja.

  60. ga tau knape gw cinta buanget ma fongers ku, knapa???
    ya karena posisi duduk, posisi stang, gw sesuaikan sama postur tubuhku..terus yang penting lg rutin ngecek bearing2, sama rajin di kasi gemuk, biar semua yang berputar dengan lembut, asoooy! speda ku lebih lezat!
    minggu…minggu,,,minggu…

  61. Kang Gugum & Mas Andyt, konon pola konsumsi kita itu sedikit banyak dipengaruhi oleh bagaimana kita mengidentifikasikan diri kita. Misalnya, karena kita lihat Bung Karno dulu sepedanya Fongers atau Raleigh, maka sekarang kita jadi lebih mantep mengendarai Fongers atau Raleigh. Itu sebabnya para pabrikan onthel banyak memakai endorser sosok-sosok bintang semacam MM untuk BSA, dsb. Dulu, begitu pejabat pada pakai baju safari atau batik, banyak orang jadi pengin memakainya juga. Nah, kira-kira apa ya yang bakal diingat generasi setelah kita ketika melihat sepeda onthel? (Mungkin saja kan, yang mereka ingat tentang onthel kelak tidak akan terlepas dari bayangan mereka akan kita, para onthelist ini?).

    Oom Gokil, kalo Fongersnya terus-terusan dikasih gemuk, tar kegemukan malah jadi tiger, piye? Tiger dames 🙂

  62. mas Wongeres,

    Ada benernya juga asumsi anda, sebab seringkali orang berkomentar tentang Fongers saat saya pakai (termasuk mertua saya, yang kemudian memperlihatkan foto bung Karno dengan Fongers-nya) yang diidentikkan sebagai sepeda kesayangan presiden pertama RI tersebut. Namun saya malah merasa bangga mengendarai bukan karena Fongers masuk kategori ‘historis-selebritis’ namun lebih karena cerita Kuner dan Koopmans yang mengatakan kalau Fongers itu sepeda termahal di Belanda di jaman dulu. Dan menjadi hal yang membanggakan karena kebetulan koleksi saya lebih akomodatif ke produksi Belanda dibanding yang lain. Saya malah nggak peduli apakah dulu jadi kesayangan bung Karno atau siapapun. Mungkinkah pak Hatta atau pak Emil Salim juga mengendarai Fongers, sebab saya mengidolakan beliau. 😛

  63. Mas Andrian and Wongeres,

    I try to understand what you are “discussing” about because I see my name several times.
    Is it the difference between Holland and Indonesia about what you do restorate and what not ?
    I think the difference is that for example; if someone in Indonesia finds an old Fongers, he is going to restaurate it as good as he can and he is very happy he found it.
    In Holland are more oldtimer-bicycles than there are collectors, so here only very rare/old/beautiful old bicycles are collected and if nessecairy restaurated. And we are (maybe) less happy with it because it is relatively easy to find a nice old bicycle.

    Next weekend we have a meeting of “vereniging de oude fiets” in Otterlo, I am going there also, there is also a tour on oldtimer bicycles and a small spare-parts-market.

    Greetings from a cold Bellanda.

  64. makanya kita kekurangan rare/old bicycle ni mister andre..
    please give me some, and how to get rare/old bicycle from you, hehehehehehe..ngarep! or we can barter some?

  65. Mas Koopmans, we try to discuss about someone’s reason excited to get certain bicycle brand. In this case, maybe it has relationship between the famous people and the bicycle they ride. May I know what is your favorite bicycle brands, and please tell me the reason why do you like it…

  66. wah-wah obrolanya makin seru nih…
    mohon infonya dong..
    saya punya fongers CCG no.serinya 2101.322
    apa berarti tahunnya 1921?

  67. Pak Subandi, Kang Kunyit kecil, & Bang Madi, pucuk dicinta transfer merek Fongers pun tiba. Liat aja tuh di warung onthel. Buruan!

    Bung DheeK, sepanjang pemahaman saya, begitulah adanya. Ayo diposting saja gambar sepedanya biar bisa kita apresiasi bersama.

  68. Fongersarian? Halah!

    Mas Wawan,
    duh, yang lagi menikmati tongkrongan stang Fongers baru… Cakep Mas, bener-bener bikin Fongers 60 Sampeyan makin gagah. Mau gagahin siapa nih? 🙂

    Mas Towil, Pak Sahid, mana nih postingan acara Podjok kemaren?

  69. @wongeres
    Iya mas, tiap hari setelah kerja kegiatane gosokin sepeda biar kinclong, hehe. untuk acara disrandakan sudah saya posting di http://podjok.com dan yang acara bareng indosat juga sudah diposting pak sahid di web podjok juga, tapi fotonya nyusul nanti saya ambil dilu ketempate mas billy

  70. buat DheeK,
    CCG no.serinya 2101.322 adalah buatan tahun 1921, sepeda yang ke 322 dibuat tahun 21. Angka 01 adalah kode produksi/asembling pabrik. Begitulah penomoran Fongers yang sangat teratur, rigid, dan enak diidentifikasikannya bagi orang lain yang awam sekalipun.

  71. terima kasih ya mas atas infonya.
    tak kusangka dan tak kuduga ternyata tua juga ya…
    lebih tua dari dinosaurus, hahaha….
    oke kawan, kapan-kapan saya posting gambar sepedanya. sekali lg matur nuwun sanget.

  72. Fongers memang rajanya sepeda Belanda!
    KerenZ abiZ!
    Tidak ada yang menandingi kerumitan konstuksinya
    detail banget buatnya.

  73. Mas ..wongeres..alamatnya dimana?
    Saya jg dijogja lo….
    Sepeda saya fongers PFG…pingen tukar pengalaman ni…
    Saya br pesan transfer merk fongers….besok kalo dah dapet
    mau nanya2 penempelannya oke….makasih…
    Ini no hp saya 085878535233

  74. Beda BB, CCG dan HZ klo dari bentuknya:
    Untuk membedakan ketiga seri tersebut paling mudah
    dengan melihat serinya diatas garpu depan.
    Bisa juga dengan melihat bentuk ujung garpu tempat
    as depan. untuk BB/BD bentuk ujung garpu bulat.
    untuk CCG/BDG dan HZ/DZ umumnya bentuknya seperti
    Fongers pada umumnya. namun ada beberapa yang
    ujung garpunya lubangnya tidak terbuka, sehingga agak
    sulit buat masang as depan.

  75. dab wongeres…aku njaluk alamatnya sampean…. tolong tenan dab….tak main ke rmh sampean..aku pengen liat langsung sepeda sampean, saya juga punya fongers CCG juga

  76. Dab Londo, sampeyan punya inisial RZA bukan? Kalau benar, saya sdh liat stang Sampeyan yang makinclong-kinclong. Dengan semangat persaudaraan peronthelan, ok kita ketemuan aja. Tapi nanti setelah saya ada waktu luang, saya kabari. Jangan lupa bawa CCG-nya.

    Mas Niko, saya bahkan belum menemukan keteraturan pada porok Fongers seteliti Anda. Yang sering saya temui, minimal salah satu jepitan/ujung fork Fongers memang berupa lubang tertutup sehingga relatif ada kesulitan saat membuka rodanya. Untuk itu, ada alat khusus dengan ulir yang berfungsi meregangkan fork tsb sehingga as roda bisa dilepaskan.

  77. Pak Herry, salam kenal. Saya akan kontak Anda. PFG juga punya model yang ciamik. Beberapa teman yang punya PFG suka membalikkan sepedanya, lalu memutar roda belakangnya. Kita boleh ngobrol ngalor-ngidul sambil menunggu putaran roda itu berhenti. Itu cuma cara lain untuk mengatakan: betapa ringannya kayuhan PFG milik mereka. Hehehe…

  78. Bung Dieng, punya no hp Luna Maya nggak? Tolong dong dibagi. Saya pengin banget kontak dia, mau nanya alamat Mpok Nori. Soalnya, sepeda saya kalau diliat dari tahun pembuatannya pasti lebih matching sama doi. Tul nggak? :-))

  79. rekan2 sekalian , sy br saja dapat fongers dg seri BB 55 dan no di bawah sadel 2501-71.tp sepeda nya minus stang dan rem.apakah ada yg bisa bantu sy untuk melengkapinya???tks

  80. Untuk mas Wonger : Salam Kenal
    Kalo boleh jujur (yang punya selera Fongers) Fongersnya Mas memang bikin orang jadi Ngences Ngeces, Restorasinya berhasil baik, Sepertinya fongers Sepeda Belanda yang di buat khusus untuk pelesiran/Touring karna pada saat di goes semakin lama semakin asyiik.

    Kalau tahun pembuatannya saya juga ga ngerti, sebab fongers yang saya miliki No. Rangkanya juga beda yaitu AL 308 (Menurut sejarah : Sepeda Perang) Betul atau tidak saya juga masih belajar : Salam Kompak Selalu

  81. pak nur ngeres…eh..wongeres…
    aku punya hibah fongers lagi
    cowok dan cewek, calon sepasang selebritis baru…hehe..
    penasaran pengen liat?
    di enteni mawon nggih

    oya..aku skr udah ngerti maksute sampean
    emeng bener rem CCG lama dan rem CCG baru beda
    dan untungnya aku udah liat langsung perbedaannya
    tapi bener gak, klo rem CCG lama persis ama rem BB lama, jan podo plek…judek le golek

  82. Mas Londo, Sampeyan mestinya sudah paham himbauan komunitas onthel: ojok dodolan sepedhah onthel ndhok wong londo. Lah, malah mbeli. Sepasang, lagi.

    Pak Oncombogor, terimakasih. Salam kenal juga. Alhamdulillah CCG saya sudah sehat kembali, jadi bisa saya pakai menempuh perjalanan 30-40 km dengan nyaman. Fongers perangnya kapan diposting? Di Jogja juga sering saya jumpai sepeda dengan karakter jelas fongers banget, tapi dengan kode dan nomor produksi yang ‘nyleneh’. Rasanya kita butuh referensi lebih banyak lagi.

    124, stang fongers masih sering saya lihat. Tapi untuk seri BB, sudah sangat langka. Biasanya, stang BB itu tanpa baut tengah, jadi kekuatan pemasangannya melulu mengandalkan klem stang. Kalau tidak salah, Fongers Anda itu forknya biasa, tanpa jalu (tonjolan mirip taji ayam), dan remnya bulat, bukan pipih.

  83. mas wongeres sampeyan ini Jogjanya dimana??pas ada acara di podjok upacara 17 agustus di monumen perjuangan saya datang lho, sampeyan yg mana..??kalau saya pas di jogja lagi pengen liat dinosaurusnya…

  84. Mas Bejo, saya tinggal di jalan wonosari. Sayang kita nggak sempat kenalan ya. Sepertinya asik ngobrol dengan Anda. Waktu upacara saya nggak bawa si dino. Saya membaur di antara pasukan bercaping itu. Hehe…

  85. mas ngeres, aku jadi merinding liat spedane panjenengan….
    ngeri,,…
    mantab tenan, aku jadi termotipasi unt merestorasi spedaku. he..he..
    tapi sepedaku kok merknya ndak jelas ya. tertuliskan SMB pada emblemnya..
    tapi ndak apa lah, yg penting bisa pit-pit-an
    mas ngeres, nek ad nomer tilpune, aku di kasih ya, biar bisa konsul via hp, jadi ndak harus ngadepi internet gitu….

    salam kenal.
    semarang

  86. Ping balik: RANGKA FONGERS CCG 60 – 1924 « Sepedaonthelkebo.wordpress.com

  87. salam kenal, sy baru dapat rangka fongers kecil dames
    ukuran ban 26 no. bawah sadel 6782. kondisi tinggal batangan dan sparkbor. mohon info teman2 tentang tahun pembuatannta soalnya literatur yang saya tahu tidak ada kode begitu. trims

  88. ”,`* SALAM NTUK ONTHELIS INDONESIA *`,”

    Perkenalkan dulu,nama saya Arif dari Pariaman Sumatra Barat.Kami sudah mempunyai komunitas onthel yg beranggotakan lebih dari 80 orang.Nama komunitas kami yaitu ”KOMPENI” { komunitas unto pariaman regenerasi } 31 desember 2008 di pariaman. Berhubung karna banyaknya teman2 ontelis yang kesulitan mencari sperpak ataupun sepeda onthel ? Maka saya berinisiatif ntuk mencarikan ataupun menjual sepeda beserta sperpak yg lainya.Silahkan hub saya di 081266072928 .Ntuk sementara saya mempunyai seperti yang terlihat pada link disamping (klik tulisan gambar)

  89. Ping balik: Ontel Menyatukan Banyak Perbedaan: Ketika Jos Rietveld Ngonthel Bersama Opoto | Onthel Melintas Zaman

    • Ini sudah tgl 20 juli 2012, kok hampir setahun tidak ada yang koment ya ?…he,he,he…jangan,jangan sudah pada tidak suka lagi dengan pit kuno ya ? Waaaaah….saya telat …..

Tinggalkan Balasan ke gugum Batalkan balasan