Panggil Namaku JANCO

Ditulis pada Mei 28, 2008 oleh laexs

Salam kenal, saya Johan dari Muntilan tepatnya Kabupaten Magelang. Aku minta pendapatan onthelis sekalian, aku nemu sepeda tapi aku gak tahu merknya tapi kata temenku dari Bandung merknya “JANCO” buatan Belanda.Mohon pencerahan dari temen-temen onthelis sekalian,

trims!

Si sepeda JANCO palang dua tanpa keni

Bentuk keni lain dari sepeda biasa…..

2 Baut di bawah As kayuhan

Frame double / susun

Fork

88 thoughts on “Panggil Namaku JANCO”

wawan pada Mei 28, 2008 pukul 4:03 pm berkata:

wah…sepeda apa lagi ini

Balas ↓
Pakde Parno pada Mei 28, 2008 pukul 4:08 pm berkata:

itu namanya sepeda JANCO, nak wawan…kan diatas udah dikasih tahu hehehe……

Balas ↓
samy pada Mei 28, 2008 pukul 4:19 pm berkata:

Wee ladalah…ono harta karun opo iki mas XK mesti ngerti…

Balas ↓
Bambang Prayogo pada Mei 28, 2008 pukul 5:02 pm berkata:

Datang aja ke rumah tetangga mau jual yang begituan,milik kakek-kakek pedagang rambutan.

Balas ↓
iyung pada Mei 28, 2008 pukul 6:04 pm berkata:

wah mas johan dapat dari mana nih sepedanya…,
boncengan anak kecilnya asyik,pernah aku lihat sama di rumahnya Kang Konsim Purworejo…..persis….,

Balas ↓
Andre Koopmans pada Mei 28, 2008 pukul 7:35 pm berkata:

I think it is (has been) a transportfiets from Holland.
These “transportfietsen” always had a double upper frametube, so they were very strong.
The strange parts on the front were probably to support the transport-rack wich has been there.

greetings, Andre

Balas ↓
fahri pada Mei 28, 2008 pukul 7:57 pm berkata:

Asyik tu kalo aku bisa ngayuh JANCO..!!!

Balas ↓
marko pada Mei 29, 2008 pukul 3:32 am berkata:

salam ontelis.
Bagus sepedanya, sepeda dengan dobel pipa tengah terkenal dengan sepada untuk bawa barang berat kalau di europa, memang bentuknya bikinan belanda,dan as tengah kalau masih asli mengunakan laker tidak pakai gotri seperti sepeda normal,perkiraan saya merek sepedanya bisa SPARTA karena simbol di porok depan.

Balas ↓
rojali pada Mei 29, 2008 pukul 6:32 am berkata:

waaaaah…
ruar biasa !!!

Balas ↓
xk pada Mei 29, 2008 pukul 8:10 am berkata:

Baru kali ini liat pak Sammy, tetapi di muntilan dan mgl memang banyak sepeda yang unik2. Kalo ndak salah punya temen dari VOC ada merek dragon yang remnya besar (separo pelek). Hebat…..

Balas ↓
M.LOEBIS pada Mei 29, 2008 pukul 9:33 am berkata:

sepeda yang antik dan dilihat menyangkan
sepeda ini kalau dilihat dari pork mungkin merknya OPEL
tapi kalau dilihat gear depan(piringan) itu buatan germany.
maaf kalau salah,karna sepeda itu sudah ada aku belum lahir.

Balas ↓
syaikhsitijenar pada Mei 29, 2008 pukul 9:55 am berkata:

mau nanya…. yang sering mejeng di TAMAN MINI INDONESIA INDAH itu klub ontelnya siapa yach…. keren keren banget.ada penaggung jawabnya gak?…..

Balas ↓
Oppie pada Mei 29, 2008 pukul 10:05 am berkata:

klo ogut bilang ini speda buat ngangkat barang atau bahasa kerennya “transportfietsen”, itu bisa dilihat dari leher pada frame ada lubang bautnya.. itu biasanya terpasang sebuah bagasi tempat barang..

bt mas iyung salam kenal, saya oppie..
mas konsim punya juga ya.. klo di purworejo a’at juga punya tapi merknya felter tapi ga tau sudah dijual atau tidak..

Balas ↓
Niko pada Mei 29, 2008 pukul 11:04 am berkata:

Very Strong!!!

Balas ↓
mr.t pada Mei 29, 2008 pukul 11:28 am berkata:

Kalau di liat dari konstruksinya memang mirip sepeda JANCO, tapi kalau menurut cerita diatas tanpa knee agak aneh jg soalnya yg saya lihat di sini 22nya ada kneenya.. Ada 2 dibandung yang punya, satu full lengkap plus rak barangnya, yang satu nggak ada rak barangnya….tapi teuteuph antikk…:D .

Balas ↓
zaKe pada Mei 29, 2008 pukul 12:42 pm berkata:

welhadalah ciamik temen sepedahe.
bertaon2 sy di muntilan g prnah liat yg kyk gni…
mas johan muntilan-nya sblh mana?
kapan2 klo k muntilan pareng dolan napa boten?

Balas ↓
van k van pada Mei 29, 2008 pukul 2:29 pm berkata:

apalah arti sebuah nama………..ini tetep sepeda antik………..sip margosip……..

Balas ↓
M. effendi pada Mei 29, 2008 pukul 4:23 pm berkata:

bwt mas iyung sm mas oppie lam kenal..
btw bang konsim itu rumahnya sebelah mana yah??
saya org purworejo koq tdk tau c…
kayaknya pny mas a’at udah dituker miclis de!:)

Balas ↓
Oppie pada Mei 29, 2008 pukul 4:42 pm berkata:

Waaahh.. jd reunian orang2 purworejo nih….
bt pak Effendi salam kenal juga..
saya br dengar, ternyata speda mas a’at udah ditukar miclis toh pak..
klo pak effendi pengen ketemu sm konsim, gampang pak..
doi selalu stand by di pasar kutoarjo setiap hari pasar, ciri2 kurus, ga twerlalu hitam dan selalu pakai topi..

Balas ↓
trisas pada Mei 29, 2008 pukul 5:00 pm berkata:

salam kenal mas oppie dan mas effendi
saya juga pernah lihat sepeda dengan double bar macam ini di purworejo, diboncengan belakang bukan diisi tempat duduk anak, tapi keranjang.
mau nanya nggak tegel.

btw, purworejo ada kumpulannya gak ya?

Balas ↓
SULAIMAN RAZALI pada Mei 29, 2008 pukul 5:30 pm berkata:

Pandangan saya sepeda ini buatan German kalau gear depan itu masih aslinya. Dari konstruksi bodynya pun seperti German palang 2 mirip sepeda merek RIXE, yang juga buatan German. Ciri lain German; setang torpedo, rem/hub torpedo dll. Ok selamat punya sepeda antiq, dijagai, diduduki, dielapi dan kayuhi….

Balas ↓
iyung pada Mei 29, 2008 pukul 6:28 pm berkata:

wah buat mas oppie, mas effendi, juga mas trisas…salam kenal juga,di purworejo dulunya katanya ada kumpulan onthelnya, tapi ga aktif lagi katanya juga
Wah seneng memang bisa kumpul2 purworejoan…memang purworejo TIADA DUANYA…..

Balas ↓
iyung pada Mei 29, 2008 pukul 6:33 pm berkata:

Oh iya…kalo mas effendi cari kang Konsim…cari aja tiap hari kamis ama minggu di pasar Kutoarjo
dengan ciri2… Kurus, Cengkring, pake celana Pendek, sendalan jepit, pake sepeda MTB, topian…biasa mangkal di bawah pohon asem depan orang jual wedang ronde….kalo saya bilang…kang Konsim ini penyelamat harta bangsa…hahaha…karena saking seringnya nemu onthel2 juga aksesoris yang aneh – aneh tur antik – antik….

Balas ↓
Andrian pada Mei 29, 2008 pukul 7:11 pm berkata:

to pak Andre Koopmans from Belanda,

Would you like resending me about your rare Transportfiets, that you have already acquired and sent me last week, please. I have many troubles on my internet systems.

Thanks…

Balas ↓
Andyt pada Mei 29, 2008 pukul 7:17 pm berkata:

hai teman-teman Purworejo Kedu….

Ngumpulnya dimana? aku punya rumah di Jl. Sibak (sebelum makam eyang Sarwo Edhy), rencananya akhir Juli akan kesana lagi..kangen Geblek, bakso Lumayan, sama gudegnya mak Itong.

Kalau di Kutoarjo, silakan mampir di rumah pak Suharto, Selis Bandung. Beliau jagoan Gazelle, atau pak Sugiono ‘blantik’ pasar sepeda….

Adakah diantara anda yang asli Wonosuko, atau Kemiri? Soalnya simbahku dari Kedung Lumpang, Semayu.

Balas ↓
hardi pada Mei 29, 2008 pukul 10:41 pm berkata:

Janco?….untung gak di surabaya…bisa kepleset..jadi jan..titttt..

Balas ↓
bro tho pada Mei 29, 2008 pukul 11:07 pm berkata:

nyuwun ngapunten badhe nderek urun rembug….kolo wingi kulo sowan dateng dalemipun mbah ngatijo,wonten wewujudhan sepeda kados mekaten,mungalipun mbah ngatijo,meniko jenis sepeda fahrat saking negeri walandi.mekaten,nyuwun sewu.nuwun.

Balas ↓
bonnie pada Mei 30, 2008 pukul 7:02 am berkata:

Weh………………lha kok akeh wong Purworejo, omah Kutoarjo je………………..lam kenal semua aja!

Balas ↓
asb pada Mei 30, 2008 pukul 7:26 am berkata:

Beruntung bisa nemu sepeda langka … , yang mau beli aja susah dapetinnya… eh mas Johan malah dapet nemu… he..he..he.. pis!!

Balas ↓
wongeres pada Mei 30, 2008 pukul 8:15 am berkata:

Mas Andyt, selain geblek, ada makanan khas Purworejo semacam bugis kering tapi isi enten-entennya kacang tholo, namanya apa ya? Hehe… kuliner kan emang pasangannya touring onthel.

Sekalian, boleh dong Mas di-upload transportfiet di sini biar kita ada referensi lebih banyak.

Mas Bro tho, sepeda tanpa keni memang ada banyak, salah satunya yang Anda sebutkan itu. Sebenarnya, “tanpa keni” ini hanya istilah, karena seperti itulah yang terlihat dari luar. Padahal keninya sebenarnya ada di dalam pipa. Begitu yang saya tahu. Nuwun.

Balas ↓
orang pinggiran pada Mei 30, 2008 pukul 10:03 am berkata:

kang konsim rumahnya daerah baledono,tanya aja sama si gondrong yang gelar klitikan dibawah pohon asem pasar kutoarjo. salam kenal untuk semua “PAKUWOJO ” (paguyuban keluarga purworejo) hehehe….

Balas ↓
Oppie pada Mei 30, 2008 pukul 11:03 am berkata:

sekedar info bt semua.. si gondrong pasar kotoarjo punya speda vesting sport, cuma stang sm konstruksi remnya udah diganti rem fedral.. sebenarnya aku naksir banget, tapi aku tanya ga di jual.. mungkin klo teman2 yang tanya, mungkinjuga bejodoh..

bt mas andyt
pak suharto, selis bandung kutoarjonya mana ? please alamatnya dong mas.. ( itu jagoan gazelle ) klo jagoan simplexnya dimana mas..

bt orang2 purworejo, aku sering kesana.. ketempat bu ‘le ku di dekat stasiun.. dulu aku sering lihat klub onthel di alun2 setiap hari minggu, tp sekarang udah ga pernah lihat lagi..

Balas ↓
Effendi pada Mei 30, 2008 pukul 11:03 am berkata:

Pohon asemnya qan byk!Hehe.. Mas bonnie,ducaty mobylitenya msh dielus2 ap ud dlego hayo?;)
mas andyt,ta tunggu tekamu!
Pakuwojo kumpulane Pak Kelik yah? Lam kenal bwt smw ontelis Purworejo!!

Balas ↓
Effendi pada Mei 30, 2008 pukul 11:06 am berkata:

Ow yee..Bagi pemburu crossframe,di ngombol ada tuh,tp yo kudu sabar akeh pangapurane., soale wlwpun cm bwt ngusung suket,diglembuk angele puooollL…

Balas ↓
Effendi pada Mei 30, 2008 pukul 11:32 am berkata:

Bwt mas oppie,simplex di purworejo tdk begitu ngeh..Kalah sm gasile n raleigh,tp kl pngen pny simplex yg bagus coba tanya sm toko sepeda eka jaya.Dsana masih ada simpenan,

Balas ↓
gandrung onthel pada Mei 30, 2008 pukul 12:24 pm berkata:

Kayaknya orang tlatah purworejo sekitarnya selain gandrung naek sepur juga gemar sepeda onthel tul nggak? Mari lestariken….!

Balas ↓
Oppie pada Mei 30, 2008 pukul 12:47 pm berkata:

mas effendi tlng alamatnya toko eka jaya dong..

Balas ↓
Johan pada Mei 30, 2008 pukul 1:39 pm berkata:

Terima kasih atas semua tanggapan dari onthelis sekalian!Untuk mas Zake ngemeng-ngemeng anda Muntilannya di daerah mana za?Klau saya di Desa Pucung, klau lewat mampir za!Tq!

Balas ↓
Andyt pada Mei 30, 2008 pukul 2:08 pm berkata:

Wongerest,
mungkin yang kau maksud ‘Koyah Kacang Hijaukah?’
Ada satu lagi yang enak juga, kupat tahu pasar Baledono, terus Kue Lompong ‘Salon Happy’ yang di kanan jalan mau ke Jogja, setelah bekas brenangan Simbar Joyo…

Oppie,
Kalau anda dari Tarjo mau ke Porjo, setelah jembatan kembar, sebelah kanan ada dua rumah berdekatan yang satu adalah toko kelontong. Nah itu semua punya pak Suharto. Ketok saja, atau tanya nyari rumah pak Harto yang jadi guru. Pasti dikasih tahu. Koleksinya banyak Gazelle mulus-mulus. Jangan lupa salam dari Andrian, Surabaya… Tahun 2002 saya dikasih salah satu koleksi Gazellenya setelah seharian nego, hahaha…

Effendi,
Konon pak Lurah Kaligesing juga punya Gazelle palang, juga pak Wanto (lurah Sorogenen, Sidoarjo) punya Cycloide tromol persneling orisinil ada penengnya tahun 1935 tjap Poerworedjo…tahun 1999 dulu
pernah mau kutuker batu Ruby 2 karat nggak mau….
heran ane, lurah Purworejo kaya-kaya. Coba barangkali sekarang sudah bertobat, mau dituker pakai gambar pak Karno dan pak Hatta.

Balas ↓
Andyt pada Mei 30, 2008 pukul 2:14 pm berkata:

Effendi dan Oppie,
koh Budi pemilik toko ‘Es Bandung’ yang buka toko onderdil Federal di deket Pasar Sindunegaran (kidul Buh Penceng), punya Simplex atau Fongers dames ukuran ban 26 orisinil, lho..keren banget! Tahun 2001 saya dapet ruji Union orisinil 3 dus dari toko itu. Sekarang yang tersisa cuman Voucher isi ulang… 😛

Sayang juga nggak dijual. Padahal dia murid paman saya di SMEA Kristen Penabur angkatan 1982 dulu. Entah sekarang sepeda itu dimana.

Balas ↓
miranti pada Mei 30, 2008 pukul 2:22 pm berkata:

mas andyt kenal mas wanto ya sya jg dr Purworejo malah deket bgt dgn Sorogenen. gw di Tambakrejo, kenal mas Agus gak mas anaknya bu Triono mantan wedono jaman bupati Soepantho dulu. aduh senegnya ternyta tetanggaan ama mas ndyt

Balas ↓
M.LOEBIS pada Mei 30, 2008 pukul 2:27 pm berkata:

mas Andyt munculoh ojo tenggelam haaaaaaaaaa…..?

Balas ↓
Oppie pada Mei 30, 2008 pukul 3:22 pm berkata:

mas andyt…
TERIMA KASIH BANYAAAAK…..

Balas ↓
heri su kamso pada Mei 30, 2008 pukul 3:24 pm berkata:

betul mas van ka van seratus, apalah arti sebuah nama
tapi kan namanya juga sepeda,
berarti jangan di dengarkan omongan orang Tangerang pak…
dengerin aja saya orang SOLO…
jadi tetep harus pake nama JANCO bagus lho pak saya setuju,
atau JANTO ( nama kecil saya ) belum ada yang punya itu, atau juga JOKO ( nama bapak saya ) JATMIKO ( nama teman saya )

mas ivan wah kita melewatkan acara sepeda santai bareng pak mentri….
ga di photo ama wong cilik dong…..

Balas ↓
Mbah Roko pada Mei 30, 2008 pukul 3:50 pm berkata:

Reunian purworejo rame juga ya…..

Balas ↓
subandi pada Mei 30, 2008 pukul 4:43 pm berkata:

Selamat buat Mas Johan Muntilan sepedanya antik dan langka, sungguh beruntung Mas, hati-hati merawat dan memakainya.

Ternyata Mas Andyt jago kuliner juga yaa . . . . cocoklah onthelis, kuliner and . . . . . . . . . . . .trims.

Balas ↓
mesa pada Mei 30, 2008 pukul 5:02 pm berkata:

wah gazelle mang di pake wong besar ternyata

Balas ↓
Effendi pada Mei 30, 2008 pukul 5:06 pm berkata:

Sebelah utara patung w.r. Supratman. Kl jalannya saya tdk tahu,tp kl tny tukang becak sluruh purworejo pst tw de patung wr supratman.

Balas ↓
ajib pada Mei 30, 2008 pukul 5:16 pm berkata:

purworejo.pengen rasanya jalan/ sambil nikmatin makanan, trus nyari speda
hihihihii

Balas ↓
orang pinggiran pada Mei 30, 2008 pukul 6:06 pm berkata:

pak effendi, purworejo ada club onthel gak? sy pernah liat kalo pagi di depan rumah suka ada rombongan ontel , mudah2 an kalo ada bisa aktif lagi, krna disana banyak sepeda dan punya jalur khusus sepeda sepanjang 15km dr porjo ke tarjo…

Balas ↓
marko pada Mei 31, 2008 pukul 12:19 am berkata:

salam ontelis.
wah, ada yang jualan mesin, lha wong bahan bakar naik malah pingin pakai mesin ,ya pakai honda saja! kita di forum pengemar sepeda ontel hemat energi,murah dan sehat,menghindari BBM yang berpolusi .malah diajak pakai mesin,gendheng tenan.

Balas ↓
Effendi pada Mei 31, 2008 pukul 7:42 am berkata:

Club sepeda c ada,kumpulan bupati sm kroni2nya..Tp jadwal manggungnya tidak tetap!Mending sliwar-sliwer sndiri,hari mggu pagi dialun2 smbl cuci mata!;) saya byasanya bw rambler wandu ato gazelle lanang.

Balas ↓
iyung pada Juni 1, 2008 pukul 10:02 am berkata:

buat mas oppie..klo mau hunting di purworejo telat mas,simplek yg di toko eka jaya udah mampir ke tarakan,tapi sapa thu msih ada lagi,mending tanya aja sm kang konsim..bandar onthel.

Balas ↓
sodiq pada Juni 1, 2008 pukul 9:01 pm berkata:

wah keren tu sepedanya, jangan di jual kang, kasih aku aja…..
rawat peninggalan masa lampau, buat warisan ……. biar gak cuma jadi cerita…

peace * sodiq

Balas ↓
pedulikota pada Juni 2, 2008 pukul 11:18 am berkata:

wah…, sepedanya mantap2 kali… dimana bisa dapat lagi tapi harganya kalo bisa rada miringlah.. maklum BBM naik lagi

Balas ↓
Andre Koopmans pada Juni 2, 2008 pukul 4:43 pm berkata:

Andrian,

I send you the mail with the “transportfiets” photo’s again today.

greetings,
Andre

Balas ↓
sirul pada Juni 3, 2008 pukul 11:36 am berkata:

buat masnya,,,, kata janco itu jorok,, jadi saya harapkan supaya nama sepedanya diganti ja ya massss,,
aku baca ja jadi ga enak mas, karena ada unsur kata janconya,, terima kasih ya mas karena aku basa mengkomentari sepeda butut massss. tetap sengangat mas,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Balas ↓
zake pada Juni 3, 2008 pukul 4:43 pm berkata:

Om Johan…
Simbah saya aseli Dukun, tapi saya kalau pulang ke Muntilan ke rumah kakak saya di Wonolelo..Maap om, Pucung sebelah mana ya? Rasa2nya kok asing di telinga saya…

Balas ↓
trisas pada Juni 4, 2008 pukul 3:35 pm berkata:

Mas Effendi dan onthelres pordjo (pinjam istilah mas Andyt)
ayo dihidupkan lagi club onthel nya.
Saya ikut PEDAL nya tordjo yang gazelle.

malam minggu saya pernah lihat di pojok alun-alun (depan warnet) ada 3 onthel ngumpul.

Kalau tidak ada acara, saya minggu pagi juga ngonthel mas (pakai humber atau gazelle), sama anak dan istri, ber-4, mereka pakai sepeda masa kini. Istri saya baru mau saya carikan tapi alon-alon.

kalau kehabisan rute keliling pordjo kami biasanya juga ke alun-alun sekalian cari sarapan.
moga-moga suatu saat ketemu.

salam,
tri

Balas ↓
iyung pada Juni 4, 2008 pukul 7:15 pm berkata:

ada CCCP Rusia di kang Konsim ….. sssttttt…

Balas ↓
dhanu pada Juni 5, 2008 pukul 9:25 am berkata:

klo di surabaya ittu nama yang keren bossshh…….
Janco……
hehehe

Balas ↓
Agus klangenan pada Juni 5, 2008 pukul 9:36 pm berkata:

Wah sederek kabeh, mari kita teruskan inventarisasi pit-pit onthel masa silam sebagai warisan budaya ok, nuwun

Balas ↓
mitha pada Juni 6, 2008 pukul 8:03 am berkata:

Salam kenal semuanya, saya asli dari Purworejo dan kebetulan mendapat warisan dari almarhum eyang saya sebuah sepeda dengan merk Gazelle “wadon”. Saya pergunakan utk berangkat kerja menggantikan sepeda motor Mio. Yang membuat saya heran sepeda Gazelle tidak menggunakan rantai tapi menggunakan gardan. Kondisinya msh orisinil karena terawat dgn baek. Mudah mudahan dalam waktu dekat akan saya posting disini, sepeda Gazelle menggunakan gardan. Oh ya sekedar info crita dari eyang, sepeda Gazelle ini pernah menjadi saksi serangan umum Jogja dan pertempuran 5 hari di Semarang. Kebetulan eyang saya dulu seorang kurir tentara pejuang Indonesia. Dan saat ini sepeda Gazelle tanpa rantai berada di Jakarta, karena saya kerja menjadi team kreatif salah satu tv swasta di Jakarta. Sepeda Gazelle saya saat ini juga lagi dipinjem untuk penggarapan sinetron yg nanti akan ditayangkan awal bulan Agustus. Buat semuanya terima kasih……..BERANGKAT KERJA PAKE SEPEDA GAZELLE SIAPA TAKUT…….!

Balas ↓
Mbah Roko pada Juni 6, 2008 pukul 8:08 am berkata:

Sip tuh nak mitha…..

Balas ↓
Joko pada Juni 6, 2008 pukul 11:18 am berkata:

Salut buat Mitha… ditunggu ya posting Gazelle-nya.

Balas ↓
teguh pada Juni 7, 2008 pukul 6:25 am berkata:

Weh……..asik ya bisa pit2an tak tunggu nang alun2 Kutoarjo

Balas ↓
Ayunk pada Juni 9, 2008 pukul 10:40 am berkata:

Buat Mas Sirul Jangan baca nya JANCO mas, tapi JANKO. Jadi biar tulisannya JANCO khan gak jorok lagi kalo dibaca JANKO..

Balas ↓
iyung pada Juni 9, 2008 pukul 11:44 am berkata:

purworejo memang tiada duanya……
onthel bagus – bagus…
sawah luas – luas….
wanita cantik – cantik….
kapan nih kumpul2 purworejo…
Tarakan – purworejo….ukhhhh…jauh….jauh…

Balas ↓
iyung pada Juni 9, 2008 pukul 11:47 am berkata:

bagi onthelers pordjo (purworejo an )…., bisa bagi pengalaman dan cerita dong di dian_tarakan@yahoo.com …obat kangen kampung….please ya, sapa tahu bisa ketemu pas pulkam.

Balas ↓
slm bwt hunter onthel prwrj yusup,komsin, bwt mas iyung slm knl. pada Juni 29, 2008 pukul 2:25 am berkata:

http://www.mbah_@conk.com

Balas ↓
Surachman Contry pada Juli 4, 2008 pukul 1:42 pm berkata:

Mereknya polisi apa Janco

Soalnya saya punya sepeda dibawah sadel ada tulisan polisi

Balas ↓
Bramandit pada Juli 14, 2008 pukul 11:59 am berkata:

ckckc…strong

Balas ↓
koko suheng pada September 3, 2008 pukul 8:38 am berkata:

Saya ingat sekitar tahun 1976 ketika jalan2 di kota kecil Purworejo Minggu pagi jam 08.00 ada dua anak remaja putri naik sepeda simplex antik ban strip putih dengan versnelling dan berbunyi tik tik tik tik. Seingatku kedua remaja putri ini keluar dari Rumah Besar berpendapa di alun2 Purworejo (Mungkin rumah dinas Bupati) Yang satu sudah gadis umur 13-14 tahun yang satu adiknya mungkin masih SD sekitar umur 10tahun … Dua anak ini cantik2 dan lucu … hihihiiii .. aku ingat yang kecil kakinya aja masih blom nyampe ke pedal bersepeda dengan santai megal megol dijagain kakaknya muterin alun2 terus masuk lagi ke rumah berpendapa itu …..
Entah ingatan itu tidak hilang2 ………. apalagi yang kecil lucu sekali dengan wajah wayang memberi salam daaaag .. daaaag .. dan senyuman yang khas purworejo untukku.

Ahhhh ….

Balas ↓
wongeres pada September 3, 2008 pukul 9:50 am berkata:

Koko Suheng, suit suiit… dikau romantis amat ya. Jadi ingat pertanyaan onthelist di sini (Pak PPS apa ya? sorry kalo salah): mau pilih wanita dulu atau sepeda dulu? Sepeda dulu itu sekarang makin antik dan tentu makin muahal. Dan wanita d(ah)ulu akan mengikuti hukum alam, saat ini istilahnya mungkin sudah STW. Tapi kenangan tak akan pernah usang, kaaaan?

Balas ↓
koko suheng pada September 4, 2008 pukul 1:49 pm berkata:

hehehe .. wongeres .. yaahhh sekalipun topik diatas ttg sepeda onthel .. tapi kalo disuruh milih untuk teman ngobrol .. yo milih bocah cilik kuwi … sekalipun sudah stw … ucapannya pasti bermanfaat … daripada sepeda onthel diapa2in juga diem. hehehe .. ini hanya pendapatku lho
Salam2

Balas ↓
agus pada Oktober 23, 2008 pukul 3:26 pm berkata:

bapaku di kutoarjo dulu punya speda jantan, merek solingen. Masih orisinil. Dipakai dari tahun 67. Eh di colong maling. Nyeselnya kayak kehilangan keluarga …

Balas ↓
soegiat pada November 15, 2008 pukul 7:50 am berkata:

itu sepeda merk hercules transport

Balas ↓
dedi suhadi pada Desember 22, 2008 pukul 10:41 am berkata:

bagus tuh mas sepedanya.lucu. saya juga lagi pengen sepeda yang lucu-lucu. mudah-mudahan aku ada jodoh dapet sepeda lucu nan antiq. di lombok juga ada tukang-tukang ngumpulin sepeda tua tp blum liat yg kaya gituan

Balas ↓
alex pada Oktober 12, 2009 pukul 12:50 am berkata:

merk;phonik[ada,persis\kira2thberapa…..banjar.JATENGmasih’banyakGW.dah.dpt10;spd.onthellawas……….

Balas ↓
trimitra pada April 2, 2010 pukul 3:10 pm berkata:

thn brapa ya sepedanya????

Balas ↓
Rainant pada Juli 26, 2010 pukul 11:48 am berkata:

Persis, saya juga punya sepeda seperti di atas, palang 2 double tapi bukan hasil las2san, ken ada 2 keninya….sudah bertahun2 nggak tahu merk sepeda apa, ada yg bilang HUMBER, yang ini dibilang JANCO…

Balas ↓
Arie Pakoewodjo pada Oktober 6, 2010 pukul 1:34 pm berkata:

temen 2 onthel purworejo kumpul lagi yuuuk, mas andyt kapan ke pwr lagi maen ke winong mas

Balas ↓
DHIMAS pada Mei 19, 2011 pukul 10:52 am berkata:

saya orang pituruh purworejo……di kecmtan pitiruh sudah mulai aktif ontel mania……..mohon untuk bsa di bentuk komonitas di tingkat kab….biar bisa ikut kongres kosti bareng2…mantaap

Balas ↓
wongso pada Januari 18, 2012 pukul 11:26 am berkata:

lam knal semua onthelis, saya punya sepeda merk CCCP, tp kok saya cari di mbah google kok g ada yah?? jadi sepeda saya termasuk antik pa g yah?? model stang ky stang pit kebo tp dibalik atas ke bawah ky model balap, butuh pencerahan nih…matur nuwun

Balas ↓
jujur euy pada Januari 20, 2012 pukul 5:33 pm berkata:

brapa ontel kaya gini

Balas ↓
jujur euy pada Januari 20, 2012 pukul 5:34 pm berkata:

brapa harga ontel kaya gitu

Balas ↓
wongso pada Januari 30, 2012 pukul 8:00 pm berkata:

???

Balas ↓
mukhozin pada Maret 22, 2012 pukul 7:21 pm berkata:

saya punya sepeda dua palang tapi mereknya udah tidak ada, mo kujual apa adanya.

Balas ↓