SOLO : Ketemu mbah Gesang

Ontelis Solo dan mbah Gesang

Sepeda Onthel Lawas Solo dalam menyambut bulan Ramadhan mengikuti pambagian telur sahur bersama dengan Republik Aeng-aeng, Rumah Bento (OI Solo) di seputaran pusat kota Solo, yang tepatnya di bawah patung Slamet Ryadi depan Gapura Gladag Karaton Surakarta.

Selain acara pembagian telur sahur ramadhan. Diikuti juga acara berupa pembagian selebaran ajakan untuk kembali menggunakan sepeda tua. Pamflet yang disebarkan kepada para pengguna jalan berisikan :

Sepeda Onthel Lawas Solo (SOLO)
hamemayu hayuning bhawana kanthi ngonthel
alasan-alasan kenapa memilih sepeda lawas:
– hemat energi, tanpa menambah energi untuk memproduksi lagi
– tidak menggunakan Bahan Bakar Minyak
– jarak tempuh dalam kota Solo yang relatif dekat/pendek
– turut menciptakan kota yang ramah dan manusiawi, mengurangi kendaraan
bermesin.
– lebih banyak hal/suasana yang bisa dinikmati dengan melaju santai
– lebih sehat, melaju sambil olah raga

silakan bergabung bersama kami, ajak keluarga dan teman, melintasi SOLO
kota budaya
dengan Sepeda onthel lawas.

Setelah acara pembagian telur sahur dan pamflet selesai, acara diteruskan dengan sowan (baca : mengunjungi) komposer ternama Indonesia yang tidak asing dengan lagunya Bengawan Solo, Bapak Gesang yang tinggal di kampung Kemlayan, Solo yang letaknya juga tidak jauh dari pusat kota Solo. Di rumah Bapak Gesang, SOLO Rumah Bento, dan Republik Aeng-aeng melakukan ramah tamah, sambil menikmati hidangan khas Solo serabi Notosuman,dan diikuti penyerahan kenang-kenangan foto kepada Bapak Gesang, foto bersama, dan juga penyerahan kenang-kenangan kepada Bapak Gesang.

Akhirnya bagi yang menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan ini, kami dari Sepeda Onthel Lawas solO (SOLO) mengucapkan selamat menjalankan dan semoga dengan ibadah puasa ini akan meningkatkan keimanan kita semua. Dan tetap terjaga kerukunan umat beragama dengan bersepeda.

Sebelumnya dalam menyambut hari kemerdekaan :

Acara 17 agustus bagi Sepeda Onthel Lawas solO (SOLO) diisi dengan upacara bersama dengan satuan tukang sampah kelurahan kadipiro, tukang becak, pedagang sate ojek dan bakso, dan juga anak-anak Sekolah Dasar di kelurahan Kadipiro, Solo.


Upacara yang memang agak unik ini, sedikit berbeda dengan upacara bendera 17 agustus pada umumnya. tetapi khidmat dan nilai-nilai nasionalisme tetap terasa kental dengan pengibaran bendera dan nyanyian lagu Indonesia Raya yang dipimpin dirigen Sitta HS dari anggota Sepeda Onthel Lawas solO (SOLO) dan diikuti semua peserta upacara.

Setelah upacara selesai, Sepeda Onthel Lawas solO (SOLO) yang berpakaian batik melakukan keliling kota Solo melintasi Laweyan, Tipes, Kemlayan, Gading, dan beristirahat sejenak di Keraton Surakarta Hadiningrat.
Rangkaian yang semakin mempertebal nasionalisme serta menghangatkan suasana dengan cara bersepeda.

-dian@SOLO-

70 thoughts on “SOLO : Ketemu mbah Gesang

  1. nah nah gitu baru SOLO ,
    SALAM KAGEM SEDEREK SOLO PASTINYA,HEMM SERABI ITU YANG BUAT SAYA TAK LUPA KHAS SOLO KITA,KAGEM BAPAK GESANG SEMOGA TETEP SEHAT DAN TERUS BERKARYA ,BENGAWAN SOLO AIR MU SAMPAI JAUHHHHHHHHHHHH..SEJAUH KAYUHAN ONTHEL ONTHEL SOLO,
    SALAM HORMAT

    LEBARAN KITA KETEMU YAA DISOLO
    saya akan ngonthel jogja solo ( tunggal) sekalian pulang hik hik hik…

    pareng
    towil

  2. Proficiat untuk sahabat-sahabat SOLO! Saya sangat terkesan dengan perhatian SOLO terhadap tukang becak, tukang sampah, tukang bakso dan sate ojek. Benar-benar mengagumkan dari sisi inovasi sosial. Mengenai jumlah komunitas yang masih sedikit, tidak menjadi masalah, Kang Towil dulu juga merintis Podjok hanya bertiga saja dengan Kang Bagus dan Kang Ananta, dua tahun kemudian sudah menjadi 400-an anggota. Semoga sukses menyebarkan virus-virus onthel di solo dan sekitarnya.

  3. Selamat utk……Sepeda Onthel Lawas Solo (SOLO)
    semangat perjuangan dan semangat kebersamaan membuat kita selalu merasa kuat….selamat & hormat utk mbah gesang..salam utk semua
    ====salam onthel B.O.S===

  4. Mas Deni, Mas Dian, Mas Huluk, Mas Cecep dll
    Aku Pamit sik ndak bisa malem mingguan kumpul bareng SOLO abis msh banyak pekerjaan di Bogor ndak bisa ditinggal.
    Kompak dan Solid selalu….

  5. ….mbok jangan memulai sesuatu yg bisa memecah persatuan mas !!!!
    kita pakai blog ini kan untuk persatuan, perdamaian….dan melestarikan warisan onthel di indonesia….

    tenang mas, udah kita “spam” in…

  6. buat mas badron.

    tolong velg-nya disebutkan untuk ukurannya dan juga berapa lobang jerujinya, kondisinya, selanjutnya menghubunginya bagaimana caranya? maturnuwun.

  7. buat rekan-rekan SOLO.

    selamat memulai kegiatannya serta gebrakan-gebrakannya, sehingga nanti masyarakat solo akan mulai ketertarikannya untuk ikut paguyuban2/pandemen2 sepeda onthel kuno di solo. Untuk rekan2 SOLO tdk usah berkecil hati ttg adanya orang2 tertentu yg agak meremehkan koleksi2 nya sepeda milik rekan2 SOLO. Pada saatnya nanti akan bermunculan sepeda2 masterpiece yang ada di kota Solo. Tinggal bagaimana usaha kita untuk mendekatinya dan memancingnya agar mereka mengeluarkan koleksi sepeda kunonya. Maturnuwun

  8. Pak Totok,
    Wah saya rasa yang ngeremehin onthel SOLO keliru besar pak, ayo Pak keluarkan koleksi onthelnya….
    (kayaknya keluar juga nih besok)
    salam..

  9. Wah ini Rama Totok Solo sudah “ancang-ancang mathak aji” he..he..he.. Saya pernah mendengar Sinuwun KGPA Mangkunegara IX masih menyimpan 1 unit sepeda simplex orisinil. Kemudian ada kerabat Batik Danah Hadi yang juga kolektor sepeda-sepeda Gazelle sekualitas milik Pak Suroyo Kotagedhe. Wah kalau itu semua keluar, SOLO bakalan “ngedap-ngedapi” tenan. Nuwun.

  10. Wah Mas ada satu yang kurang …..coba pas ke kediaman Pak Gesang beliau kita todong suruh menciptakan mars ontel…..he…..he….he, bisa jadi karya emas tuh apalagi dinyanyin onte;ers se indonesia. Pokoknya kalo belum diciptakan ditungguin sampai selesai…he….he itu juga kalau tega ….

    wis ah ide ngawur kui …mung guyon kok…

    salam

  11. Buat mas sahid nugroho.

    Memang benar mas dulu ada kerabatnya/keluarga Danar Hadi yang mengoleksi sepeda2 kuno terutama merk Gazelle (kalau tdk salah pak Sampurno) hal ini didukung pengakuan dari pedagang2 sepeda kuno di Pasar Jongke Solo, kalau memperoleh dagangan spd Gazelle baik/mulus langsung dituntun ke rumah beliau (dijual). Tetapi sekarang belum tahu apa masih disimpan?, kalau masih disimpan, bisa nanti rekan2 SOLO dan juga rekan2 pecinta spd/onthel kuno bisa berkunjung ke rumah beliau untuk diijinkan ikut mengamati koleksi2 spd kunonyo, luwih2 malih menawi saged melungsurnya (guyon). Katanya/menurut cerita orang2 koleksi sepeda Gazellenya istimewa2. Maturnuwun, sumonggo kerso.

  12. buat pak Totok Solo dan mas Sahid Nugroho,

    Saya kira Sala dan Semarang gudangnya sepeda kuno yang mumpuni disamping Jogja, Klaten, di daerah jawa bagian tengah. Sejak tahun 1999 ketika awal saya mulai tertarik sepeda kuno dulu, banyak bermunculan jenis sepeda kualitas premium dan super dari kota-kota itu. Itu baru pengamatan saya sebatas pasar-pasar sepeda, belum ke penggemar-penggemar yang (kala itu) masih disimpan primpen, hanya sesekali dikayuh/dikeluarkan. Saya masih ingat ditawari Humber crossframe di pasar Jongke (dua lapak dari kiosnya mbah Wariyo), lalu Gazelle 8V Kruisframe 1940 di kios barang kuno milik pak Martono (?) di PKL Banjir Kanal. Menyesal saat itu tidak kusikat. Padahal ditawarkan hanya 1,5 juta. Hati ini masih terbingungkan antara Sharp Ace seri 46 dan reel Shimano Stella (Japan) 4000 F di pasar loak proliman… 😛

  13. pak Sahid,
    kalau sinuhun Sinuwun KGPA Mangkunegara IX juga kagungan Simplex orisinil, saya teringat Ngersa Dalem HB X yang juga kagungan Cycloide Elite orisinil yang diagem beliau ketika pencanangan hari Bebas Polusi pada tahun 2005 atau 2006 (?) kala itu. Kalau nggak salah ada fotonya di salah satu koran Jogja, entah KR atau Bernas. Semenjak itu Cycloide langsung menjadi barang buruan baru di Jogja.

    Berarti Simplex menjadi kolektor item para aristokrat/priyayi/keturunan ningrat di Jawa bagian tengah, disamping Fongers dan Raleigh yang terlebih dahulu teridentifikasi dikoleksi bung Karno dan Ratu Wilhelmina.

  14. @ Mas Andyt

    Sepeda simplex milik Sri Sultan HB X, kalau tidak salah milik Almarhum Ayahandanya Sri Sultan HB IX yang sekarang dipajang di Museum Kraton.
    Mas Andyt, Kerabat Podjok berencana mengundang Panjenengan ke Jogja untuk mengisi acara Klinik Sepeda. Surat resmi menyusul. Semoga Panjenengan berkenan dan ada waktunya. Nuwun.

  15. Pak Totok,
    Gmana komentarnya mas Andyt no 28?
    Betul Sekali kan Pak, di Solo maupun Semarang itu gudangnya pit super, saya masih ingat waktu itu sekitar tahun 1998-2000 masih banyak sekali sepeda crossframe (raleigh, burgers, locomotief bahkan simplex dan gazelle) yang asli tanpa rekayasa disemarang ditawarkan cuman sekitar 1jt-1,5jt. tapi ya memang waktu itu terasa mahal. Malah saya ingat simplex kruisframe nya Pak Totok jg cumak “gemlethek” di Semarang ya pak, setelah itu sekitar tahun 2000an kesini, Pak Totok mulai diuber-uber orang kan? pengen ngelamar simplex kruisframenya.
    Sebetulnya kita jg tahu sih kemana sepeda-sepeda itu perginya.(mudah-mudahan ditangan penyayang sepeda sejati)
    Makanya mulai sekarang yuk kita benar-benar menjaga yang tersisa ini Pak Totok.
    Matur Nuwun

  16. Wah, Mas Andyt luar biasa tahun 1999an sdh wira-wiri di Semarang, padahal waktu itu kita-kita ini nongkrongnya ya ditempat yang Mas Andyt sebutkan tersebut.
    Salam Kenal Mas

  17. Salam Kenal kembali,

    hahaha…mana ane tahu, seandainya kita sudah kenal sebelumnya.. Tahun 1999 saya masih tinggal di daerah Satria Selatan II, belakang GOR Wibowo, Hasanudin. Terus pindah ke Surabaya karena tugas pindah di Surabaya. Saat di Semarang, tiap dua hari sekali pasti nongrong di pasar loak. Waktu itu masa transisi antara senapan angin, mancing ceplek, ke pit kebo. 😛

  18. Ha ha Meneketehe ya Mas Andyt,
    waktu itu ane jg masih maen motoy bukan sepeda, rute nongkrong= Sompok peterongan, Barito, Arteri, Kokrosono dan Pedamaran..
    Sekarang sy jg udah pindah ke (Solo= Sabtu- Minggu) (Bogor=Senin-Jumat)
    jadi penguasa Semarang masih tetep
    Pak Totok, he he…..

  19. Mas aMK :

    Waktu itu mas andyt ga hanya blusak blusuk di semarang dan solo tp sudah sampai pekalongan, comal, sragi….padahal waktu itu aku masih dolanan manuk..he..he

    Sebenarnya pada tahun 1999-2000 di pekalongan sudah booming sepeda onthel tp waktu itu yang sedang in adalah sepeda onthel yang di cat warna-warna ngejreng sehingga saya pun sempat terpengaruh ikut-ikutan sampai mengorbankan simplex dames ori punya kakek tak cat…hiks..maklum aja dulu masih belum sadar kalu itu barang berharga..he..he.

    Saya harap mudah2an saat ini dimana orang sedang ramai-ramainya menggemari sepeda onthel dan makin banyaknya paguyuban onthel yang bermunculan tidak menjadi tren sesaat…aminn

  20. Buat mas AMK.

    Sepeda-sepeda onthel lama yang bagus2 dan unik2 dari Semarang larinya/banyak berlabuh di Jatim, terutama, Surabaya, Sidoarjo, dan Kediri, dll. Pensuplai utamanya terutama dari Pak Hendro, Cak Lan, Mas Di, dll. Termasuk kalau tidak salah mungkin ada sepeda koleksinya mas Andyt yang juga diperoleh dari Semarang. Kalau saya dulu memperoleh sepeda simplex palang dari solo terus dibawa ke semarang, phoenix nederland palang juga berasal dari solo. Tetapi kalau onderdil dan asesories sepeda kuno yang hebat2 dan unik2 (termasuk lampu Cobra yang asli merk Miller, bel krik-krok/kodok) berasal/ banyak sekali diperoleh di semarang (gudangnya), tetapi larinya juga banyak yang ke Jatim. Mangkanya pada waktu acara pameran nostalgia semarangan SOC, kita2 banyak berbisik-bisik karena ada beberapa sepeda yang asalnya dulunya dari semarang. Hal itu tidak jadi masalah yang penting bisa dilestarikan dan dimanfaatkan. Maklum dulu smg punya pelabuhan besar serta NV-NV perdagangan (importir) yang banyak pula (jejaknya masih bisa kita lihat bbrp gedung kuno/perkatoran di kawasan kota lama smg). Namung sekedar urun rembug kemawon. Nuwun.

  21. Lha ceritanya mbah Gesang mana?
    kok jadi ngalor-ngidul…
    tapi ndak papa njih, namanya nostalgia mengenang masa lalu…
    Temen-temen SOLO mana nih? Haloww..

  22. salam sejahtera

    saya merasa senang dengan adanya prkumpulan pit kebo di solo, bisa dibilang saya penggemar kebo yang masih bau kencur he…he…..buat mas aris malam minggu besok main ke solo ga?tak tunggu lhoo……..

  23. Buat rekan2 SOLO.

    Jaman dulu sekitar tahun 70-an, di kota Solo ada sepeda unik yang dinaiki/milik Eyang Nyopit (Kampung Gajahan, ybs sudah terkenal di solo) dengan menggunakan stangnya dari sungu entah sapi, kerbau, atau kambing (atau semacam asesories saja?) dan banyak orang solo yang menyaksikan. Mungkin semacam tantangan buat rekan2 SOLO bisa melacaknya, kalau tidak ketemu ya paling tidak bisa jadi inspirator untuk digunakan sebagai pernik2 sepeda anthik di solo. Namung sumbang saran kemawon.

  24. Wah kalu yang itu pernah lihat kalo ada kampanye PDIP Pak, banyak kali sepeda yang pake kepala kerbau/sapi tuk hiasannya
    Maksudnya itu??
    Apa yang gmana yah??
    Nggak bisa urun rembug klu yg ni
    Nyuwun sewu

  25. Buat mas AMK.

    Maksud saya diujung stang/pegangan tangan dimasuki sungu, besarnya disesuaikan dengan lobang stang. Sederhana saja ttp mungkin unik juga ya saat itu? Jadi sungunya dipisah/dipotong satu2 dulu baru dimasukkan ke stangnya. nuwun.

  26. Pagi Pak Totok,
    wah pagi2 dah online nih, posisi dmana nih
    dikantor di Jakarta yah?
    ok deh Pak Selamat Menunaikan Ibadah Puasa..
    Temen2 lain mana nih pak?…

  27. 45. pak Totok Solo,
    Kalau seperti deskripsi pak Totok, sepertinya nggak ada sepeda asli yang seperti itu. Mungkin itu bukan asli bawaannya sepeda tapi bagian dari ekspresi penunggangnya. Mungkin pula Eyang Nyopit adalah pendukung setia PNI, Marhaen yang penandanya identik figur binatang bertanduk. Jaman kampanye sekarang, massa PDIP banyak yang mendandani kendaraannya dengan sepasang tanduk menjulang laksana lambang partainya.

    buat teman-teman di Sala,
    Sepeda kuno di Sala saya yakin pasti banyak bermunculan lagi nanti, sebab dari tahun 2000-an juga nggak banyak yang keluar atau didisplay di pasar sepeda (Jongke, Proliman, Kartasura). Rata-rata yang dijual adalah yang reguler seperti Humber, Raleigh, Batavus Dames atau Simplex Neo. Yang kelas premium justeru kebanyakan tersimpan rapi di pemiliknya, oleh karenanya kalau nggak punya akses kesana pasti juga nggak mungkin berpindah tangan. Dengan munculnya komunitas, maka kemunculan mereka tinggal menunggu waktu saja.

    Sering kalau lewat Sala, selalu saja bertemu dengan beberapa sepeda kuno seperti Gazelle, Fongers, dll yang klasik, misalnya masih orisinil, ukurannya tinggi, asesorisnya masih lengkap namun dari pengemudinya sepertinya bukan ‘kaum’ komunitas ontel tua. Saya juga pernah menemukan Simplex Cycloide orisinil di parkiran GKJ Manahan punya jemaat gereja itu, ketika mengantar almarhum ayah saya memimpin kebaktian natal tahun 2003. Saking terkagumnya sampai nggak berani nanya apakah boleh dipinang.

  28. Buat Mas Andyt.

    Trimakasih informasinya/masukannya. Kebetulan kami kalau minggu pagi kadang2 pit2an seputaran lapangan olahraga Manahan solo, iya nanti sekaligus bisa juga ngamat-amati sepeda yg dimksud di GKJ Manahan, semoga masih ada. Atau paling tidak nanti nanya-nanya penjaga parkirnya GKJ Manahan, siapa tahu/semoga masih terlacak. Paling mboten saged derek ningali kemawon sampun cekap marem-rem. Nuwun.

  29. maaf baru tengok postingan karena 2 minggu terakhir musti melaksanakan tugas di luar kota, dan musti muter-muter. sepanjang jalan sangat merindukan naik sepeda tua saya. yang sangat mengharukan selama perjalanan saya sewaktu di samarinda ada satu sepeda tua, tapi sangat sayang karena saya hanya bisa sekilas melihat dari dalam mobil yang melaju. ada sepeda kalau tidak salah Fongers cowok dalam kondisi yang sudah berkarat di sana-sini tapi masih dipakai terlihat dari barang yang ada di boncengannya.

    Untuk teman2 onthelis seluruh nusantara, saya mengucapkan banyak terimakasih atas apresiasi, dorongan, dukungan, kritik, dan lain-lain untuk Sepeda Onthel Lawas Solo (SOLO). kembali pada komitmen kami semoga kami bisa turut meramaikan peronthelan di nusantara ini. kami merindukan saat-saat berkumpul lagi bersama onthelis2 semua.

  30. maaf sudah beberapa minggu terakhir tidak menengok postingan wira wiri karena ada tugas luar kota. terimakasih buat teman2 onthelis seluruh nusantara untuk apresiasi, kritik, saran, dan dukungannya. saya sangat merindukan saat-saat bersama teman-teman semua untuk ngonthel bareng. semua yang kami lakukan adalah bentuk komitmen kami untuk bisa meramaikan onthel nusantara. semoga!!!

  31. Hellow..
    Malem minggu kemaren aku ikut kumpul anak-anak SOLO. rupanya hari demi hari semakin ramai, kompak dan mulai keluar juga koleksi koleksi bagusnya SOLO.
    Okey tetep semangat selalu yah

  32. syukurlah mas AMK kalau skr udah mulai byk keluar koleksi2 sepedanya…nanti saya juga mau ikut kumpul saja…boleh to..????walaupun sekedar ngumpul & liat sepeda2 yang bagus..matur suwun

  33. bagio,
    apanya yg dikirim ke semarang?
    wong pit semarang banyak diambil ke solo sing apik apik…(hiks)
    kalo mau lumpia ama wingkonya aja buat u…
    he he he

  34. membaca imfomasi para pendemen ontelis sejagat raya saya merasa sangat senang mendengar ocehan para ontelis yang mana semuanya mengeluh dengan mencari yang sesuai dengan hati nurani yang dimiliki para ontelis.
    mengingat pada jaman dulu kita kekantor atau sekolahan yang pasti kita naik ontel maka dari itu sangat disayangkan kalau ada ontel yang tidak dirawat dibiarkan begitu saja kami merasa sangat sedih mengingat jasa beliau sangat besar mengantar kesana sini ketempat tujuan,berkat beliaulah kita sekarang menjadi orang yang ingat timbal balik untuk bisa merawat dengan sebaik-baiknya.

  35. 60. GUPLIEX
    Silahkan ikut ngumpul, dari boyolali deket kan?
    Jangan lupa buka lapak klithikan biar tambah seru, daganganya bawa semua yo

  36. Kepada rekan2 pecinta sepeda kuno/onthelis di mana berada :Selamat Idul Fitri 1429 H
    Minal Aidin Wal Faidzin,
    Mohon Maaf Lahir dan Bathin,

    Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amien.
    Pak Totok Solo. Maturnuwun.

  37. bersepeda itu yang paling mendasar adalah…..
    1. rawatlah setelah dipakai,.
    2. sayangilah semua merk sepeda.
    3. anti mencibir sesama penggemar sepeda, semua penyelamat dunia.
    4. sepeda adalah dokter bumi pertiwi.
    5. tidak ada yang lebih valid dari pada sepeda, lambang kemurnian udara dunia.
    6. mengayuhlah minimal 1 jam dalam 1 hari, anda akan ikut menyelamatkan lapisan ozon.
    7. ikut membantu dengan melestarikan budaya bangsa lewat fiets onthel.
    8. belajar dan terus belajar mengerem emosional ketika anda mengayuh sepeda dijalan raya.
    9. sepeda anda itu unik, maka banggalah.
    10. perbanyak komunitas sepeda.

  38. bajigur is….

    dolar or rupiah
    semua benar, karena kami bekerja tanpa pamrih, bekerja keras demi terselenggaranya kegiatan berhasil. kami bukan komunitas komersil namun penting di tubuh Koba.

    senang-senang, tamasya itulah slogan kami karena itu pendidikan batiniah.

    kita mendoakan sepeda tetap eksis dimata kita.
    ananta/soni/supek/samy/etc….

  39. w fans panatik bondan dari bogor kalo bondan liat w pasti sen4ng ok.
    MAJUKAN MUSIK HIPHOP DI INDONESIA
    SALAM BWT SEMUA
    FADE 2 BLACK

  40. salam buat mas deni.kapan main low ridernya ,aku libur dulu istriku mau cuti .ntar kl udah lahir kita main lagi .pantang menyerah bt masa depan anak kita.biar sehat sepedaan aja.fu ridaz low rider solo minta dukungannya biar tambah rame malam minggunya.

Tinggalkan Balasan ke -imox- Batalkan balasan