MASA LALU UNTUK MASA DEPAN

kwitansi pembelian

kwitansi pembelian

Di tahun 1951 harga sepeda Phillips ini cuma Rp.900 (sembilan ratus rupiah sadja). Sekarang sepeda ini bagi pemiliknya mungkin tidak ternilai lagi harganya, selain karena nomer rangkanya sesuai dengan yang ada di kwitansi, ternyata beliau juga sudah ada rencana lain dengan sepedanya ini. Penasaran ?

Klik  : [ PHILLIPS Rp.900,- ]

20 thoughts on “MASA LALU UNTUK MASA DEPAN

  1. Wah, ini yg namanya keberuntungan…
    Karena tidak gampang dapat sepeda yg masih lengkap dgn faktur pembeliannya.
    Terlebih lagi nomer rangkanya sesuai dgn notanya.
    Saran saya agar jangan dijual, karena ada nilai historisnya yg tak terkira harganya…
    Salam onthel…

  2. Harganya juga nggak berbeda jauh dengan Simplex Neo saat itu. Ayahku dibelikan Neo oleh simbah seharga 1000 Rupiah sekitar tahun 1951-1952, Saat itu simbah menjual sawah cukup luas di daerah Wonosuko, Semayu Kabupaten Purworejo.
    Seorang teman Sidoarjo juga mempunyai kuitansi pembelian Humber CD tahun 1954 seharga Rp. 1.250 dari toko Siong Hien, Bubutan, Soerabaja.

  3. Selamat Mas…. Aku penggemar baru, ya.. kurang lebih baru 2 bulan…dan kebetulan ada kerjaan di Aceh. Ceritanya aku mulai tertarik karena ditawarin sepeda yang masih ada kwitansinya..sekarang baru dapat 3 sepeda yang ada kwitansinya :
    1. Merk “Valuas ” Kwitansi th 52 harga Rp 700 Toko di Medan
    2. Merk ” Humber ” Kwitansi th 54 harga Rp 800 Toko di Perelak Aceh Timur.
    3. Merk ” Gazelle ” seri 11 Kwitansi th 57 harga 1600 Toko di Medan.
    Kondisinya sepedanya masih enak dipakai, boleh nggak kalau di tampilkan fotonya disini…maklum belum masuk Komunitas…

  4. Betul mas Andyt, saya juga punya raleigh tahun 52 dengan harga Rp 980. Berarti kisaran harga sepeda pada tahun tersebut ada di kisaran 1000an (tetapi mungkin selisih Rp 10 pada saat itu juga sangat banyak nilainya).

  5. -mas satya-

    heheh emang kalau mau diupload disini mesti anggota komunitas ya? nggak juga, justru bisa buat referensi kl sepeda itu masih accesories bawaannya semua…

  6. Selain kuitansi penjualan, plat kuningan kecil nama toko penjual sepeda yang biasanya ditempel di spatbord depan atau belakang, juga merupakan bukti otentik kedua yang bisa dirujuk untuk mengenal asal-usul sepeda. Di Jogja, toko sepeda kuno sudah semakin punah tertelan oleh kemajuan jaman. Barangkali kalau ada dokumentasi toko-toko lama saat memajang gazelle, simplex dll untuk dijual, pasti menjadi hal menarik untuk dinikmati.

  7. Selamat, selamat, selamat, susah lho nyari onthel yang ada kwitansinya, lebih susah lagi kwitansinya ditulis pake tinta hitam tapi tanggal pembeliannya 29 / 4 / 51 pakai tinta biru…..maju terus onthelis nusantara….

  8. Tahun 2001, saya pernah punya Humber CD laki-laki ukuran 55 berkuitansi tahun 1950-an dari Soerabaia yang sampai sekarang nggak nyesel dituker oleh penggemar Humber dari suatu dusun di daerah Bojonegoro, sebab selain pecinta Humber…alat penukarnya adalah Simplex Cycloide Luxe 1930 ukuran 680 !! Lebih langka lagi. Alasan penukaran adalah Pak Hardjo (penggemar Humber tersebut) tidak mampu menunggangi Simplex jangkung itu!… Maklum tinggi tubuhnya hanya 156 cm. Kira-kira seukuran kang Yadi Karung!

    Sampai sekarang saya merasa tidak pernah rugi menukarkan, lucunya pak Hardjo juga merasakan demikian.. 😛

    mr.t: ya sama-sama senang sama barangnya pasti nda ada yang dirugikan mas… 😉

  9. Jadi perbedaan itu berkah, kan Mas Andyt? Asal aja waton seje. Hehe… Mas, saya kemarin lewat Purworejo, mampir toko oleh-oleh, ternyata makanan khas yang saya suka itu namanya lompo(ng?). Masih enak, sayang sekarang ukurannya kok mengecil. Dulu segede BB60, sekarang cuma se-Martini/Senopati 🙂

  10. Tahun 1951 Rp 900,– karena inflasi pada tahun 1965 nilai nominalnya menjadi Rp 0,9 (perubahan nilai nominal uang rupiah dari Rp 1.000,– menjadi Rp 1,–). Seandainya sekarang ini sepeda Phillips tsb berharga Rp 900.000,–, maka terjadi kenaikan 1.000.000 kali.

    Jadi kalau dari tahun 1951 s/d 2010 tidak ada inflasi, maka dengan uang Rp 900.000,– dapat dibelikan 1.000.000 buah sepeda onthel Phillips. Opo tumon …??!!!

    Kalau 1.000.000 unit sepeda itu setiap hari dinaiki oleh warga Jakarta, saya yakin Pemda DKI akan memberi jalur khusus sepeda di semua jalan di kawasan ini.

    Tahun 1951 harga 1 bh krupuk adalah 1 sen (Rp 0,01). Kalau tidak ada inflasi sekarang Rp 900.000,– dibelikan krupuk bisa dapat 90.000.000.000 buah krupuk. Kayaknya hal seperti ini bukan hal yang aneh di Indonesia karena hal yang sebetulnya tidak mungkin terjadi bisa terjadi.

Tinggalkan komentar