FONGERS BUKAN FIETS

Fongers bukan sekedar ‘fiets’, namun adalah ‘rijwiel’.

Baik ‘fiets’ maupun ‘rijwiel’ dalam bahasa Belanda artinya sama yakni sepeda, namun dalam penggunaannya berkaitan dengan konsep yang dibedakan.

nah lo…biar ngga bingung klik aja gambar showroom di atas..

125 thoughts on “FONGERS BUKAN FIETS

  1. Muanteb buanget sepedanya mas, Fongers emang uenak tenan dinaikin, saya juga punya tapi sudah PFG.
    Btw yang penting FONGERS oke, saya termasuk orang ngeFans sekali sama fongers.
    Fans Onthel NGEResep Sanget…………..

  2. mas Kopralsatoe@gasela dan mas bejo,

    saya menyukai sepeda Belanda, khususnya Simplex dan Fongers. Bukan karena sepeda lain nggak nyaman. Sebenarnya faktor enak dan nyaman BUKAN ditentukan dari brand, namun lebih pada ukuran sepeda yang disesuaikan dengan postur pengendara, dan kondisi setting komponen penggerak (roda, as, hub, kayuhan). hal ini sudah dibuktikan oleh sahabat saya, pak Rendra yang mengaplikasikan pada salah satu brand Inggris (yang banyak dicap sebagai sepeda kurang nyaman dibanding sepeda produk Belanda oleh penggemar sepeda kuno sekarang). Hasilnya…JADI MAKNYUUS.

    Saya berharap dengan update artikel tentang sepeda, maka teman-teman penggemar sepeda kuno se Indonesia dapat memahami dan belajar bersama-sama tentang sepeda tak hanya sebagai benda yang ‘dinafsuin’ namun juga ada sejarah, logika berfikir, fenomena, penelitian..dll. bahasa kerennya menjadi medium yang mengajak untuk belajar dan berfikir bahwa ternyata sepeda itu sangat luas dan unik dibalik modelnya yang hanya itu-itu saja.
    Bukan malah menjadi trend baru dalam memburu brand yang diulas pada situs ini. 😛

  3. …………..
    pak Rendra yang mengaplikasikan pada salah satu brand Inggris (yang banyak dicap sebagai sepeda kurang nyaman dibanding sepeda produk Belanda oleh penggemar sepeda kuno sekarang). Hasilnya…JADI MAKNYUUS.
    …………..

    diapain tuh mas ?!

  4. di tunggangin sama saya kang WC jadi maknnuss..
    bener mas Andyt pake Sunbeam nya pak Rendra,,sungguh sanggat luar biasa,ajib,ajib,salam mas

  5. @Mas Andyt
    Mau tanya mas,,emang ada Varian Fongers yang gak punya simbol huruf di sepeda,( misal BB,CCG,CCH dll)emang ada yang cuma no seri aja di bawah sadel pada umumnya,,suwun mas,semoga menjawab,

  6. fonger bagus bngttttttttttttttttttttttttttttt
    pengennnnnnnnnn
    luarangggggggg
    ra kuat tukuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

    kabur aach mlayuuuuuuuuuuuuu

  7. @mas okidikarawang,

    saya belum pernah menemukan ada sepeda Fongers tanpa embel-embel ukuran sepeda di type serinya. Logikanya sih angka itu indikator ukuran tinggi frame yang wajib ada pada sistem penomoran ala Fongers, namun kemungkinan pula ada, coba kamu tanyakan ke pak Jos saja.

  8. NTu kolekdol surh liat ja langsng datany d belanda mas,,,he he
    Mw nunggu wangsit sampy kapn banx kolekdol,,sementra si wangsit sekarng sudh cibx jd artis bersma2 TEAMLO,,he he.,CROOTZZZZ

  9. innalillahi wa inalillahi rojiun

    saya barusan mendapat sms dari kang towil kakak kandung dari bapak sahid nugroho telah meninggal dunia

    semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan

  10. @ Mas Andyt, trims banget kemarin dijinkan membandingkan kenyamanan BB60 dan CCG 65 nya, saya sampai tdk bisa membedakan mana yg lebih nyaman, ternyata rahasianya ada`pada setelan/ settingan, tks juga dengan diskusi dan pencerahannya , ternyata 2,5 jam ga cukup ya mas…….. itupun belum sempat ngetes Cyloid 26 nya yg nampak ” garang “…….. kpn2 tak mapir lg yo brur..salam sukses slalu.

    @ Mas Sahid, kulo sak keluwargi nderek belosungkowo, mugi arwah kakanda penjenengan tinampi wonten sisihipun Gusti kang Murbeng dumadi.-amin

  11. Akhirnya jilid dua penelusuran sejarah asal-usul fongers terbit juga, keren bgt punya Onthel bisa di telusuri sejarahnya….eh tp sayang gambar logbookny kurang jelas, jd ga tau tipe dan no rangka yg masuk ke indonesia. biar kita2 yang punya Fongers bs tau juga sejarah n asal usul sepeda Onthel kita.

  12. salam ontelis
    selama saya berburu sepeda fongeres lah yang saya cari,karena sepeda yang satu ini sangat lain ,baik mereknya menggunakan simbul mahkota kerajaan belanda yang aslinya warna cat emas 18 karat ,sepeda ini memang hanya di gunakan para bangsawan belanda ,juga tentaranya ,kalau pakar sepeda prancis bilang sepeda ini adalah rancangan anti peluru, dan jenderal tentara SWISE pun memakainya pada waktu undangan hari kemerdekaan negara prancis 14 JULI bersama batalionya, kita bisa lihat ketebalanya pada slebor lebih tebal dari sepeda merek belanda yang lain ,bisa di bilang rolls royce bangasawan ,sepeda fongeres di europa sangat mahal sekali,melebihi harga sepeda gazelle sejenis yang juga sudah antik ,ini saya ketahui waktu pada acara lelang sepeda di AMSTERDAM,dengan harga 3500 Euros lain kali saya kirim fotosnya di forum ini, bangsa belanda pun mempunyai kasta seperti orang India bilang ,dan kasta mempunyai tingkatan dan fongeres yang paling tinggi ,maaf sebelumya buat teman ontelis yang kurang suka dengan tulisan saya,saya berani tulis dalam forum ini karena lihat dengan nyata.

  13. Fongers mewah, gazelle anggun, simplex sipel dan manis, releigh nyaman, humber mantap.. barand2 kain tdk kalah hebatnya ………………. semua onthel pada dasarnya bagus, tergantung kita menikmati , merawat dan mencintainya…………. bravo onthelist……..

  14. Terimakasih mas Andyt uraiannya semoga menambah wawasan buat kita semua, Amin.

    @ Mas Sahid,
    Semoga Almarhum diberikan ketenangan & diterima diSurgaNya Allah SWT dan yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

    Salam.

  15. @Pak Sahid Nugroho,
    saya turut berduka cita atas meninggal nya kakanda Pak Sahid,semoga keluarga yg di tinggalkan mendapat ketabahan,amin

  16. @mas sahid nugroho, saya melu derek belo sungkowo, semoga keluargga yang di tinggalkan di beri kesabaran dan ketabahan…amin

  17. @Mas Andyt
    Luar biasa sepeda dari belanda tapi orang belanda belum pernah melihatnya…Bagaimana dengan sepeda sebelum tahun 1920an apa tercatat juga di katalog seperti fongers CCG 60 ini?

  18. Terimakasih atas pencerahannya Mas Andyt. Makin bertambah wawasan saya ttg sepeda onthel kuno. Semoga suatu saat nanti ada museum khusus sepeda sehingga makin banyak orang dapat memberikan terhadap sepeda.

    ma2n

  19. @ Pak Irmanov, Pak Rendra, Pak Hardi, Pak Top’ix Contry, Pak Okidi Karawang, dan Pak Agung “Orang Pinggiran”.

    Sahabat-sahabat onthelis yang kami muliakan dan hormati, kami sekeluarga mengucapkan terima kasih banyak atas perhatian dan doa yang diberikan. Nuwun.

    @Admin Wiwinaked dan Penyimak diskusi “Fongers bukan fiets”
    Mohon beribu maaf, saya terpaksa posting pesan dengan isi yang tidak relevan dengan topik diskusi pada rubrik ini. Semoga bisa memaklumi. Nuwun.

  20. ternyata fongers itu keren juga, sarat dengan kesan kejayaan masa lalu. ga ngira juga ternyata indonesia pada masa itu sudah memiliki semacam “dealer” khusus fongers.
    jadi ga salah pilih.

  21. klo bicara fongers smtra ini hampir mengimbangi simplex,ane jg pya fongers dr bang jhon kmr smpt ane lego krn lg BU cm boncengannya yg kuningan ane lepas tp br 2 hari pas dpt duit ane tebus lg maklum tuh sepeda ghodamye gede bgt,buat van de mhit (pak hamid)udah deh fongers damesnye buat ane aja kasian dirmh lakinya cm sendirian,anaknya (jengki fongers)jg bingung cariin ibunya

  22. @kakangmas sahid nugroho
    kami sekeluarga turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, semoga arwah beliau diterima disisi Allah SWT, diampuni dosa2nya, diterima segala amal ibadahnya, dan yang ditinggalkan diberikan ketabahan..amiiin…
    mohon maaf kalo saya tidak dapat ikut bertakziah karena saya di sedang rumah sakit mas..nuwun
    -bejo-

  23. Mas Andyt, rasanya ada banyak alasan yang menyebabkan sepeda dames memiliki keberterimaan tinggi di Jogja.

    Seperti Mas Andyt bilang, bentuk sepeda dames memungkinkannya sebagai sepeda unisex yang bisa dipakai pria, wanita, remaja, maupun orang tua. Jika sebuah keluarga hanya memiliki dana untuk membeli satu buah sepeda saja, maka pilihannya tentu sepeda dames.

    Tak hanya wanita yang akan direpotkan mengendarai sepeda heren. Para orang tua dan santri yang berkain sarung pun tentu lebih bebas mengendarai sepeda dames. Bukan hanya karena dalangannya (frame horisontal), melainkan juga karena cantolan tempat pompanya yang selalu membuat kain sarung mereka robek kecantol. Padahal saat itu harga sarung pun mahal. Maka, opsinya, banyak sepeda di Jogja yang sudah dipotong tempat pompanya. Atau, (terutama jika sudah tidak ada pompanya) kedua cantolan itu dihubungkan dengan slang kecil yang selain mempermanis, sebenarnya juga untuk mengamankan kain sarung pengendaranya.

    Postur tubuh kebanyakan orang dahulu yang relatif kecil/pendek juga kurang memungkinkan untuk mengendarai sepeda heren. Lebih aman menggunakan sepeda dames, terutama jika sudah usia lanjut. Di usia 70 tahun, seseorang yang biasa mengendarai sepeda heren ukuran 24/60 pun akan berpindah ke sepeda dames. Setidaknya anak-anaknya yang akan memintanya ganti sepeda. Itu sebabnya kita juga perlu sepeda dames 🙂

    Alasan feodalisme, dsb sepertinya kurang mengena. Dalam piramida kekuasaan itu kelas tertingginya kan sempit/meruncing, sementara kelas bawahnya lebar alias banyak. Dan pengendara sepeda setelah diproduksi massal itu ya tetep saja wong cilik yang banyak jumlahnya dan mereka kurang sensitif terhadap issue gender tadi. Mereka lebih memikirkan aspek praktis, bukan macho atau nggaknya.

    Silahkan diteliti Mas. Di Jogja ada ratusan sepeda (termasuk si “G”) heren yang sudah dijagal dan dijadikan dames. Jadi, jika sepeda dames kita berasal dari Jogja, bisa saja masa lalunya adalah sepeda heren! Hahaha… peace!

  24. Pak Sahid Nugroho, kami ikut berbelasungkawa. Karena “menghilang” beberapa pekan ini membuat saya ketinggalan berita. Semoga Pak Sahid sekeluarga tabah menerima takdirNya.

    Kang Bejo, Sampeyan kenapa? Semoga karena lagi suka ngintip para perawat yang bersih dan cantik2, atau lagi ngerayu sepedanya Pak dokter yang onthelist, dan bukan karena sakit. Tapi kalau lagi sakit, semoga cepat sembuh, cepat bisa ngonthel lagi….

  25. mas andyt mohon pencerahan donk sy punya fongers dames D 55 No rangka 6219 V.
    1. buatan tahun berapa ya
    2. kenapa ya ko BERAT sekali dibanding jenis yg lain
    3. jenis stiker apa betul seri tersebut merk dari stiker
    4. pelg,tromol,gir depanya seperti apa si

    trima kasih di tunggu buanget balesannya
    soalnya lagi ninggalin kelas takut anakanak ribut

  26. Pak Sahid, nderek bela sungkawa ingkang saklebet-lebetipun, mugi Allah paring kekiyatan dumateng brayat tinilar…

    mas wongeres,
    dalam piramida kekuasaan, kelas tertinggi memang meruncing dan kelas dibawahnya makin melebar. Itu benar, namun BUKAN itu yang saya maksudkan dalam konteks di artikel saya.
    Maksud saya begini, sebagaimana konsep aslinya di Belanda, sepeda dames loop-frame dibuat khusus untuk wanita namun justeru disukai oleh orang Jogja. Dalam konsep feodalisme Jawa, hal yang paling KENTAL dan signifikan adalah konsep patriarkatnya (male oriented) sehingga memarginalkan kaum perempuan. Oleh karenanya semestinya orang Jogja yang menganut sistem feodal dan patriarkat lebih kental daripada orang di daerah Jatim juga kurang menyukai dames loop dibanding heeren.
    Sementara di Jatim dan Surabaya (yang kurang feodal) malah terlihat sekali afiliasinya pada frame heeren dan kurang acceptable pada dames loopframe. Itu maksud saya, mas.

    Mungkin yang kita amati agak beda, di Jogja banyak kaum pria bersarung mengayuh dames loop, namun di sini banyak saya amati justeru kaum ulama bersarung yang kebanyakan naik sepeda heeren. Coba sampeyan amati di masjid-masjid kantong-kantong komunitas sepeda kuno, misalnya, di Waru, Rewwin, Klopo Sepuluh Wonocolo saat Jum’aatan tiba. Pasti dengan mudah ditemukan para umat bersepeda kuno frame heeren dengan memakai sarung. Hanya sebagian besar berukuran sepeda memang 580 atau 55 (22). Asyik ternyata mengamati perilaku orang dengan sepedanya.

  27. untuk ayahakip,

    Fongersmu buatan tahun 1954, jadi seera dengan Gazelle yang bernomerframe dimulai angka 1058***

    Berat itu maksudnya bagaimana? sepeda saat diangkat? ataukah kayuhannya? Terus berat itu ketika dibandingkan dengan apa? Apakah dibandingkan dengan sepeda yang sama kombinasi gear dengan piringannya? Ada kemungkinan pengaruh asesories, boncengan, jagrag, lampu, dinamo, dll juga mempengaruhi berat sepeda. Ada banyak kemungkinan yang memerlukan detail jawaban sampeyan untuk menganalisa dengan lebih tepat lagi.

    Semestinya transfer merk (TM) bukan stiker, istilahnya, sebab emblem kuningan Fongers baru digunakan tahun 1960-an. Hanya sayangnya semua TM baik yang asli maupun yang imitasi kebanyakan buat BB, bukan untuk opsi seri Fongers lain. Semestinya seri D ada sendiri TM-nya bila melihat foto data sepeda seri ini dulunya di Belanda sana.

    kalau velg jelas Kronprinz, gir bisa Villier, sedangkan piringan semestinya obat nyamuk tanpa kelingan. Jika pakai tromol semestinya menggunakan merek Fongers, namun sekarang ini hal-hal itu menjadi sesuatu yang menyulitkan pemilik sepeda, jika komponen-komponen yang saya sebutkan tadi tidak dijumpai di sepedanya.

    Lain kali mendingan jangan meninggalkan anak-anak, pak.. iya kalau cuman ribut, kalau pada kuda-kudaan gimana hayo… 😛

  28. @pemerhati onthel,
    Silakan gambar/foto serigaranti book yang saya tampilkan kamu select lalu disave sebagai foto/gambar format .jpeg. dalam datamu. Lalu bisa dibesarkan sampai terlihat jelas keterangan tulisan tangannya.

    @ Slamet Sentosa,
    Kalau nggak lengkap dan komplit data dari arsip Fongers, bagaimana pak Koopmans tahu bahwa Fongers BB-nya buatan tahun 1908 dan dibuat untuk siapa serta dikirim dimana..semua komplit-plit. Itu hebatnya pabrikan dan sistem Fongers. Hanya sayangnya data itu tidak bisa diupload internet. Jadi harus menggunakan ‘jasa’ dan kebaikan hati yang punya akses ke Pusat Data Fongers di Groningen. Mungkin saudara Marko bisa membantu teman-teman di tanah air. Sebab saya yakin banget banyak Fongers tua (produk sebelum 1916) yang dikirim ke Indonesia.

  29. Mengenai fongers…sebenarnya…kawan2 di sini bisa gabung dengan blog di belanda , jika masih kurang yakin dengan info yang di berikan beberapa prof ontel di sini…..
    Kalau fongers, saya yakin bisa di telusuri sampai ulang tahunnya…soalnya di Groningen sono, sudah tercetak dengan jelas, setiap pengeluaran fongers. Tapi dengan catatan, no rangka sepeda yang kita miliki belum berubah loh?….
    Herbert Kurner juga pernah mengatakan, bahwa dia bisa memberika keterangan tahun berapa fongers itu di buat. Apalagi kalau yg jenis Fongers Groningen…..

  30. jangan begitu…hahaha……hidup england….nti tahu koleksi saya yang baru di kira selingkuh ke lain benua?….hahaha….
    pokoknya ontel gak ada matinya….
    HIDUP ENGLAND!!!

    salam ontel

  31. @ Pak Bejo, Pak Wongeres & Pak Andyt

    Matur sembah nuwun awit kawigatosanipun lan paring donganipun.

    Asyik juga menyimak diskusi antara 2 pakar Fongers yakni Prof. Andyt dan Kang Wongeres. Kedua beliau ini level diskusinya sudah bukan dalam tataran teknis lagi, tapi sudah merambah ke konteks antropologi dan sosiologi. Pendekatan-pendekatan seperti itu barangkali bisa menjawab rasa penasaran sebagian orang ketika melihat fenomena seperti Humber yang lebih populer di Klaten, Simplex yang banyak penggemarnya di Wedi, Gazelle yang sangat dipuja di Jogja, dan sebagainya.

  32. mas hardi koleksi baru dari planet mars ndang di posting to mas, pengen liat velk kayunya……….. hidup england kok miara magneet holland hayoooo..ngaku.hehehe. peace……….. uhuk..uhuk…

    mas Sahid benar kok dari ” cuman” onthel kok bisa diskusi masalah, sosiologi, anthropologi, idiologi..dan bahkan ..marketing.. wah banyak ngelmu kawruh yg bisa di angsu ki…hidup onthelllllllll…

  33. mas hardi koleksi baru dari planet mars ndang di posting to mas, pengen liat velk kayunya……….. hidup england kok miara magneet holland hayoooo..ngaku.hehehe. peace……….. uhuk..uhuk…

    mas Sahid benar kok dari ” cuman” onthel kok bisa diskusi masalah, sosiologi, anthropologi, idiologi..dan bahkan ..marketing.. wah banyak ngelmu kawruh yg bisa di angsu ki…bravo onthelllllllll…

  34. Mba Sari,saya saran nulis onthel klasik aja, kendaraan rakyat jelata dari jaman kumpeni sampai sekarang………….. sambil menyenangkan hati wong cilik loh mba..nek lowrider kan sepeda modis yg berbau borju dan kapitalis………….. pls jeng.. onthel aja deh……….. dijamin banyak nara sumbernya dari buruh sampai profesoe doktor ada..salam onthelist

  35. Mbak Lusian, kalau mau nulis onthel coba hubungi mas Didie sw, beliau punya onthel 30 buah, aku pernah dikasih FONGERS satu seri K. Setelah baca artikel mas Andyt jadi semakin tersanjung ya memiliki sepeda Fongers…..

  36. Nyambung lagi, Prof Andyt.
    Pemandangan yang saya ceritakan itu kondisi tempo dulu kok. Bukan sekarang. Kalau sekarang, permintaan akan sepeda pria sepertinya lebih banyak karena onthelist masih didominasi kaum pria (dan kaum pria muda sekarang sangat peduli dengan konsep “macho” itu). Harga sepeda heeren pun sudah tidak lagi lebih murah dari dames.

    Iya, maksud saya “kaum bawah” yang bukan priyayi, yang jumlahnya banyak itu justru kurang terpengaruh “male -oriented”. Atau, kalau mau sedikit plesetan, digunakannya banyak sepeda dames oleh para pria SAAT ITU, jangan-jangan semacam “penjajahan” pria atas (hak milik) wanita juga? Hahaha…

    Dr Sahid Nugroho, semua juga tahu, Panjenengan sedang ancang-ancang membuat gebrakan di dunia peronthelan. Hehe… Semoga ilmunya segera di-share sehingga semakin membawa manfaat bagi kita semua, para onthelist khususnya 🙂

  37. pak Sahid dan pak Wongeres,

    fenomena sosial yang embedded dengan sepeda rasanya menjadi hal yang menarik dan tak habisnya diulas. Contohnya adalah afiliasi pada merek-merek tertentu. misalnya Bojonegoro dengan Humber, Jogja dengan demam Gazelle nfr dimulai angka 11, lalu betapa sulitnya meluruskan pandangan orang tentang seri pada Gazelle bukan terletak pada deretan nomer di post seat, identifikasi Cycloide atau Neo, atau antara spak 32,36 dan 40 pada sepeda. Ternyata tidak mudah merubah kebiasaan atau hal-hal yang menjadi kepercayaan selama ini, walaupun dengan bukti dan data, seperti misalnya yang saya temui beberapa waktu sebelum postingan cerita CCG60 bagian kedua. Ada seorang kolekdol kolega saya yang sinis dan menganggap foto data seriegarantie book dari arsip Fongers kuno di Groningen sebagai rekayasa.. hahaha..

  38. Nah jeng Sari, sudah semakin terkuaklah betapa kaya fenomena sosial budaya yg bisa dikuras dan digali dari sepeda onthel, saya tau kompas adalah koran humanis dimana tiap edisi mingguannya yg berbau ” feminis” akan sangat pas untuk memuat topik ini, jeng sari dapat menulis secara berseri terhadap fenomena ini, coba cari di sumber2 kraton modern pra kemerdekaan seperti kraton Jogja, Solo, Cirebon dan kesultanan melayu bahkan mungkin kraton2 lain diluar Jawa yg saat itu sangat mengandalkan alat transportasi individunya kpa sepeda onthel…….. belum lagi jeng Sari bisa juga menelusuri kantung2 pemukiman para juaragan tempo dulu di pecinan2 maupun sentra2 batik, bahkan perusahaan negara sptpabrik gula, kereta api, rmh sakit dlll..dlll. saya yakinakan jadi petualangan yg sangat romantis dan panjang………. beberapa sahabat yg menulis diatas spt mas Andyt, mas Sahid, mas Wongeres, mas Marco< mas Hardi { Insan Kompas juga},..dan sumber2 lain sangatlah layak sebagai referensi.. viva onthelist

  39. @Pak Andyt

    Menambahkan satu contoh lagi mengenai fenomena unik yang sudah terlanjur menjadi mitos umum bahwa velg alumunium adalah velg yang lebih tinggi nilainya dibanding dengan velg khroom biasa.
    Saya mendengar cerita seorang kolektor, ketika dia mempertontonkan gazelle nomer seri 11 dengan velg alumunium kepada koleganya yang juga kolektor tapi lebih senior sejak tahun 1960-an. Teman kolektor senior justru tertawa-tawa memperolok-olok teman saya tadi. “Mas, panjenengan niku kepripun? Velg alumunium kok dipasang wonten pit gazelle, menika saestu mboten umum”. Ternyata velg alumunium pada jaman dulu lebih banyak digunakan pada sepeda pegawai tingkat operasional. Karena mereka banyak bekerja di lapangan dengan medan berat berlumpur, sehingga memerlukan velg dengan tingkat perawatan minimal.
    Sedangkan sepeda Gazelle yang ternyata lebih banyak digunakan oleh pegawai tingkat manajerial, tidak pernah memakai velg alumunium. Karena relatif jarang digunakan untuk kegiatan lapangan.
    Nah, harga velg alumunium yang saat ini justru sangat mahal, barangkali lebih dikarenakan faktor kelangkaan atau dampak dari mekanisme pasar saja. Karena secara nilai sejarah, mestinya velg khroom seharusnya lebih mahal, karena lebih banyak digunakan kelas sosial menengah atas dibanding velg alumunium. Nuwun.

  40. Smoga siapapun yg memiliki (katanya) speda premium, tetap diberi kerendahan hati. Tidak merasa lebih intelek, lebih priyayi, atau lebih juragan dari yang lainnya.

    Karena apapun namanya, tetep aja namanya di sini (di Indonesia)…. onthels!

    Smoga ………..

  41. -pak sahid-

    kalau dari segi keamanan kayaknya aluminum lebih riskan ya..dibanding yang pernekelan..betul apa salah…kalau betul sukur kalau salah dibetulkan..heheh..lanjut lagi diskusinya…ra usah ngalor ngidul…

  42. WORO-WORO
    Bpk2 pakar ontel,trima kasih atas pencerahan ilmu dri panjenengan sedoyo,,,tapi sy ada pertanya’an satu sja,,kira2 dimana ya tempat yang jual memori untuk kepala sya,soalny dari ilmu2 selama ini,sudah hampr penuh ni memori d kepala sy,,agr memori sy ni bsa menyimpan ilmu2 selanjutnya,,he he
    berrrrrrrrlanjut banx diskusinya,,,

  43. salam ontelis,
    kalau tromol fongeres tidak membuat tromol sendiri terus pakai tromol merek apa mas?
    untuk teman ontelis, setelah saya menghubungi teman yang berada di groningen untuk mencarikan arsip fongeres sebelom tahun 1918 ,di kemukakan bahwa memang banyak sepeda yang bermarek fongeres di bawa ke negara jajahan INDI …indonesia ,pengguna sepeda ini hanya di tulis, orang yang kerja di pemerintahan gobernoer van java ,dan di tulis juga bahwa sebelum tahun itu ada salah satu sepeda pesanan khusus yang di pesan buat kerajaan solo, hadiah dari kerajaan belanda untuk kerajaan yang selalu setia dengan belanda , dengan hanya menggunakan no seri AA, dan setelah tahun 1914 perusahaan fongeres molai memproduksi besar besaran sepedanya,tetapi setelah perang dunia pertama usai Jerman memproduksi sepedanya dengan harga yang sangat murah dari pada harga sepeda yang berada di negara belanda .sayang arsipnya tidak boleh difotocopy …maaaf

  44. salam ontelis
    wah,hebat mas ,kepala saya udah botak jee, kok dapet tromol yang dengan merek fongeres yaaaaaaaaa,apa saya yang salah ,yaa, wah ,mungkin sepeda fongeres waktu lelang tahun lalu itu palsu saya kira,

  45. wah kalau tromol mah suka2 yg punya mas…… pakai merk china aja boleh kok..buat apa diributin, sy ada sepeda fongers seri dpn pakai AA cuman pakai tromol china..kok enak jjuga mas…………. dptnya juga bkn dari Solo tp lampung……….. jgn2 ada pangeran yg pergi transmigrasi ya mas Marco…………..hehehe……… oya yg Fongers palsu yg dulu di pamerin di ultah Podjok ya maksudnya.. kabuuuuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrr..

    mr.t: koleksi nama ya mas…heheh… 😀

  46. @ Mr. T

    Mohon maaf, saya kurang begitu paham. Saya juga memakai velg alumunium untuk sepeda simplex saya, sejauh ini baik-baik saja tidak pernah bermasalah. Terus terang, velg alumunium terlihat lebih “macho” dibanding velg khroom.

    Harga velg alumunium per hari ini cukup tinggi sekitar Rp 2 juta sepasang. Saya dulu beruntung bisa mendapatkan dengan harga 750 ribu sepasang. Mungkin si penjual tahu kalau saya hanyalah seorang guru PNS yang perlu disubsidi he..he..he… Nuwun.

  47. mas marko, waduh sebetulnya data itu cukup penting untuk mengetahaui populasi fongers di indonesia, dan juga referensi untuk belajar share tentang no seri dengan tahun pembuatan, terutama yang sebelum tahun 20 an.

  48. Teman-teman onthelist. keterbatasan informasi itu jugalah yang justru menjadi salah satu daya tarik onthel. Begitu banyak misteri yang belum kita ketahui. Oleh karenanya, sebaiknya kita terbuka saja untuk setiap kali mendapat kejutan. Asik, kan? Banyak teman saya menuntut velg kronprinz untuk sepeda fongersnya. Eh, velg saya malah jelas-jelas ada mereknya: “FONGERS”. Masa harus saya tukar?

    Informasi onthel itu seperti rok mini: sepertinya memperlihatkan banyak, tapi menyembunyikan yang paling esensial! 🙂

  49. hebat…jempol empat buat fongersnya…ternyata bangsa kita punya sepeda yg masih diakui para pakar sepeda tua Belanda…hiks…jadi terharu…..jadi pengen juga….

  50. -marko-
    memang kalau yang warna-warna dof biasanya akan kelihatan lebih elegan…dan dah jelas kan aluminum anti karat..bisa karat tapi tidak separah yang pernekelan…karena karatnya beda warna aluminum putih sedangkan untuk besi coklat 😀 jadi kalau aluminum mirip-mirip iler getoo heheh

    -wongeres-
    kalau saya sering lihat nempel di G sih mas yg kroonprinz tp aslinya buat apa nggak tahu 😀 masih awam …daripada mikirin yang botak ya mas…mending pake aja yg fongers..selama masih enak dikayuh..

  51. @ mr.t
    mmm… mangzoednya, ‘esensi’ yang tersembunyi itu bisa jadi juga botak?%#*!

    (kabur lagi sebelum kamtib dataaaang…!)
    :))

  52. Lelang dimana mas?
    foto bisa kirim ke: okin.dibalik@gmail.com
    salah liat kali tu tromol?

    berdasarkan data-data yang saya dapat dari Jos Rietveld.
    Fongers tidak pernah memproduksi tromol sendiri(merk Fongers) semua tromol bawaannya pakai SA.

  53. Mas andyt benar…, minggu lalu saya baru dapat fongers unisex buat istri saya ngontel, dan saya coba ternyata tingkat kenyamananya sama dengan gazelle atau simplex koleksi saya. namun yang lebih adalah bahu sampai tangan tidak merasa lelah sama sekali, meski saya sudah kayuh 6 km pp. dan mulai sekarang saya sedang berburu fongers lagi nih… biar sepasang..

  54. rasa-rasa nya kenyamanan naik sepeda itu tergantung dari TOPOGRAFI jalan yang kita lalui.
    Kebetulan sy punya sepeda merk F, G, dan S; sewaktu dikayuh dari Bandung ke Ciater rasanya wuih……… cape sekali!

  55. Bisa aja mas Faj klo yg itu biar ta lengkapi dlu kitakan sdh sama2 punya simplex lux,kyanya ak hrs merayu guru ngajiku dlu biar stang spesial handle bar nya dikasih

  56. Buat @ marko , @Niko , DLL ,
    Ada banyak pabrik sepeda tidak membuat perlengkapan sepedanya tetapi mereka orderkan ke pabrik yang buat perlengkapan misalnya untuk sadel ke pabrik Brooks , Lepper , Wittkop dll , untuk tromol , pelek , lampu , dinamo , ban , bell juga gitu , semuanya diproduksi pabrik pemasok , karena sangatlah repot untuk memprodusi semua komponennya , ada yang diberi merk sepedanya ada juga tidak .
    Gazelle sekarang contohnya pake shimano dll.

  57. Untuk @USIL ,
    ini forum diskusi dan pembelajaran bersama jadi bukan soal meributin mau pake apa , tapi biar semua menjadi mengerti serta makin berkembang wawasannya dan juga satu hal yang perlu diluruskan adalah masalah Fonger palsu pada waktu pameran PODJOK , setau saya panitiya pameran PODJOK sangat ketat seleksinya dan sangat paham dengan yang dipamerkan jadi kemungkinan memamerkan barang palsu sangat tidak mungkin dan ini akan membuat citra PODJOK menjadi tercoreng .

  58. Fongers adalah salah satu sepeda yang sejarahnya cukup panjang , didirikan dari tahun 1897 dan kita tahu bahwa antara tahun 1900 – 1920 , fongers menjadi pemimpin pada pasar sepeda di belanda ditengah kompetisi yang kKomentar saya selanjutnya ( terpaksa kirimnya
    terputus -putus , karena tidak bisa sekaligus )
    Fongers adalah salah satu sepeda yang sejarahnya cukup panjang , didirikan dari tahun 1897 dan kita tahu bahwa antara tahun 1900 – 1920 , fongers menjadi pemimpin pada pasar sepeda di belanda ditengah kompetisi yang ketat dari para pesaingnya baik yang dari belanda sendiri seperti Gazelle , Simplex , batavus , Burgers dan sepeda dari negara lain seperti German , England , padahal market share yang ada sangat ketat , pertanyaannya kenapa Fongers pada periode tersebut menjadi no.1 sebagai pemimpin pasar , karena Fongers hanya membuat sepeda dengan kwalitas SUPER kalo mobil sekelas Rollroyce dan sepeda fongers hanya dijual untuk klas menengah keatas , dalam hal ini pendapat Mr.Marko sangat benar .
    Bagaimana dengan fongers di tanah air ? untuk yang tahun tahun tersebut sangat jarang , karena harga nya sangat muaaahalll dan orang -orang kita sangat jarang yang bisa beli , sehingga ada yang diberikan sebagai hadiah seperti yang di katakan Mr. Marko , itu juga betul sekali.
    memasuki tahun 1930 -1945 , karena persaingan yang semakin ketat , dengan sangat terpaksa fongers harus menurunkan standar kwalitasnya agar bisa berkompetisi dengan para pesaingnya , penurunan penjualan fongers terus berlanjut sampai tahun 1958 perusahaan terpaksa di restrukturisasi dan akhirnya terpaksa di jual ke Phoenix ( belanda ) tahun1961.
    Mengenai kelengkapan dan keaslian bawaan fongers seperti pelek , lampu , dinamo , tromol , dari tahun ketahun tiap type dalam kurun waktu 1900 – 1958 sangat berbeda , ada kalanya fongers order lampu ke perusahaan Bosch , atau ke Arko , atau Ke Sturmey archer , atau ke Torpedo , Eadie dan lainnya , semua tergantung siapa yang jadi CEO nya pada saat itu , dan dekat ke perusahaan pemasok yang mana !
    Pendapat Marco dan Niko sama benarnya untuk type dan model serta tahun yang berbeda ada yang diberi merk FG ada yang pake SA , pelek bisa kroonprinz bisa schothorse , bisa lepper.
    tergantung tahun dan type dan siapa yang jadi Dirutnya , karena dia yang menetukan mau pake yang mana , hal itu terjadi disemua industri apa saja dan ini bukan hal yang aneh.etat dari para pesaingnya baik yang dari belanda sendiri seperti Gazelle , Simplex , batavus , Burgers dan sepeda dari negara lain seperti German , England , padahal market share yang ada sangat ketat , pertanyaannya kenapa Fongers pada periode tersebut menjadi no.1 sebagai pemimpin pasar , karena Fongers hanya membuat sepeda dengan kwalitas SUPER kalo mobil sekelas Rollroyce dan sepeda fongers hanya dijual untuk klas menengah keatas , dalam hal ini pendapat Mr.Marko sangat benar .
    Bagaimana dengan fongers di tanah air ? untuk yang tahun tahun tersebut sangat jarang , karena harga nya sangat muaaahalll dan orang -orang kita sangat jarang yang bisa beli , sehingga ada yang diberikan sebagai hadiah seperti yang di katakan Mr. Marko , itu juga betul sekali.
    memasuki tahun 1930 -1945 , karena persaingan yang semakin ketat , dengan sangat terpaksa fongers harus menurunkan standar kwalitasnya agar bisa berkompetisi dengan para pesaingnya , penurunan penjualan fongers terus berlanjut sampai tahun 1958 perusahaan terpaksa di restrukturisasi dan akhirnya terpaksa di jual ke Phoenix ( belanda ) tahun1961.
    Mengenai kelengkapan dan keaslian bawaan fongers seperti pelek , lampu , dinamo , tromol , dari tahun ketahun tiap type dalam kurun waktu 1900 – 1958 sangat berbeda , ada kalanya fongers order lampu ke perusahaan Bosch , atau ke Arko , atau Ke Sturmey archer , atau ke Torpedo , Eadie dan lainnya , semua tergantung siapa yang jadi CEO nya pada saat itu , dan dekat ke perusahaan pemasok yang mana !
    Pendapat Marco dan Niko sama benarnya untuk type dan model serta tahun yang berbeda ada yang diberi merk FG ada yang pake SA , pelek bisa kroonprinz bisa schothorse , bisa lepper.
    tergantung tahun dan type dan siapa yang jadi Dirutnya , karena dia yang menetukan mau pake yang mana , hal itu terjadi disemua industri apa saja dan ini bukan hal yang aneh.

  59. salam ontelis,
    terima kasih buat mas YUDI, teman MACI , memang benar kata mas YUDI ,memang banyak pabrik sepeda yang menggunakan sistem seperti itu,dan masih berjalan sampai sekarang, Teman ontelis jangan kaget juga bahwa merek sepeda belanda sekarang menggunakan produk korea simano,dan sram juga CINA dan THAELANDE,kalau dhulu sebelum tahun1980 jelas pabriknya memproduksi sendiri too,bisa pesan tapi pakai nama pemegang merek pemesan, Kalau saya percaya 100% kalau sepeda yang di pamerkan POJOK asli dan saya sempat kagum dan bangga bahwa sepeda yang di pamerkan utuh dan banyak yang orisinil tapi sayang ngak di jual

  60. salam ontelis,
    terima kasih buat mas YUDI, teman MACI , memang benar kata mas YUDI ,memang banyak pabrik sepeda yang menggunakan sistem seperti itu,dan masih berjalan sampai sekarang, Teman ontelis jangan kaget juga bahwa merek sepeda belanda sekarang menggunakan produk korea simano,dan sram juga CINA dan THAELANDE,kalau dhulu sebelum tahun1980 jelas pabriknya memproduksi sendiri too,bisa pesan tapi pakai nama pemegang merek pemesan, Kalau saya percaya 100% kalau sepeda yang di pamerkan POJOK asli dan saya sempat kagum dan bangga bahwa sepeda yang di pamerkan utuh dan banyak yang orisinil tapi sayang ngak di jual

  61. salam ontelis,
    benar kata mas yudi ,saya juga percaya kalau POJOK sepedanya 100% asli memang hebat sepedanya ,saya sempat kagum dengan koleksi teman intelis

  62. setuju mas Marcopolo, kalau begini kan jadi semua clear, bahwa part yg nempel disepeda ada juga yg sifatnya optional, kemarin sy hanya coba “menggoda “agar diskasnya kembali ke track krn sdh agak2 ada bau melenceng….. misal soal ” sampai kepala botak ga akan nemu.dst ” ( maaf udh sangat fisik), juga ada statement ” mungkin sepeda fongeres yg dilelang thn lalu itu”….dst,… nah krn forum ini adalah wahana pembelajaran seperti kata mas Marcopolo maka hendaknya kita tetap pertahankan agar kepala dan hati tetap dingin……….. shg tdk menyinggung dan apalagi sampai merugikan siapapun…tulkan brur…oke … saran saya kalau forum ini kita anggap sebagai furum diskusi maka sebaiknya memang hrs ada kawan yg iklas bertindak sbg sang Moderator shg diskusi tetep ” ngerel”…..{ contoh bagus adalah di Simplexforum} siiiplah brur.. mari kita lanjut… tks mas Marcopolo. maaf kalau ada sale2 kate..hehehe..bravo onthelist.

  63. Setuju Bang Yudi Marcopolo, sesungguhnya kita berinteraksi di blog ini adalah bertujuan mengembangkan jaringan sosial dan menambah pengetahuan. Jadi bukan untuk debat kusir atau mencari masalah.
    Klaim, pendapat atau argumentasi yang belum bisa diterima semestinya diklarifikasi melalui proses studi lebih lanjut dengan observasi obyek, wawancara pada pakar atau studi pustaka.
    Menunjukkan sumber referensi sejak awal akan lebih meningkatkan kepercayaan lawan diskusi dan menunjukkan kejujuran bahwa kita hanya sebatas meneruskan informasi saja. Nuwun.

    mr.t : betul sekali, forum disini buat diskusi dan tambah wawasan..kl diperhatikan sekarang2 sih banyakan yg iri dng barang kepunyaan orang lain sehingga terjadi lah debat kusir, yang paling parah yg ngegombal..sampe keluar negeri ngegombalnya malahan.. 😛

  64. Nah ini baru sedaap, tks Mas sahid, mari kita lanjutkan diskusi menarik ini dengan melibatkan para pakar yg kompeten, namun juga dgn tdk menafikkan pertanyaan2 dari kita2 yg memang masih butuh pencerahan..salam onthelist

  65. *************************************
    Tulisan saya sebenarnya terputus-putus karena ada gangguan tidak bisa terkirimnya komentar saya secara lengkap .
    Ketika kita berbicara sepeda fongers , seperti yang sudah kita tahu bahwa pabrik sepeda ini di mulai tahun 1897 , dalam waktu sekitar tiga tahun setelah pabriknya resmi beroperasi , tepatnya tahun 1900 – 1920 , Fonger menjadi leader /pemimpin pasar , menggunguli pesaing ketatnya Gazelle maupun Burgers yang terlebih dahulu berdiri , juga Simplex , serta Batavus , semuanya adalah pesaing yang sangat berat dalam merebut pangsa pasar yang tidak seberapa .
    Sejak awal Fongers memang memfokuskan pada segi kwalitas yang super bagus dan yang dibidik pangsa pasarnya adalah golongan menengah keatas , kalau di samakan dengan mobil , ini adalah Rollroyce nya sepeda .
    Itu pula sebabnya kita masih banyak menemukan sepeda fongers keluaran tahun –tahun tersebut yang masih banyak eksis , karena memang kwalitasnya terbaik dalam segala hal.
    Walaupun harga yang ditawarkan memang sangat mahal dan hanya yang golongan ekonomi menengah keatas saja yang bisa membeli , dan ditanah air pun hanya segelintir orang yang bisa membeli , sehingga ada edisi khusus yang dibagikan dikalangan tertentu oleh pemerintah belanda sebagai hadiah , seperti yang disampaikan Mr. Marko .
    Setelah tahun 1920 – 1945 , Fonger mengalami penurunan yang kian hari kian susut karena pangsa pasarnya digrogoti pesaingnya baik yang domestic maupun dari Negara eropa lainnya seperti German , Belgia , England , posisinya tetap eksis karena tertolong oleh order pemerintah untuk dipakai sebagai transportasi militer kerajaan belanda dan ketika pecah perang dunia ke II fongers tetap berproduksi secara normal di banding yang lain .
    Akan tetapi dalam kurun waktu tersebut , untuk tetap bisa bersaing , fongers memang harus melakukan banyak penurunan standar kwalitas dan penutupan divisi-divisi nya agar bisa bersaing serta mengalihkannya ke pemasok yang lebih murah dan terfokus produksinya seperti untuk sadel ke Leeper , Brooks , Wittkop , demikian juga pelek nya , tromolnya , DLL .
    Disamping itu , dalam kurun waktu tersebut ada beberapa yang menjadi CEO nya , hal ini juga menentukan siapa yang menjadi pemasok komponen ke pabrik fongers , sebagai contoh ketika CEO nya dekat dengan orang dari pabrik Bosch , maka untuk lampu , fongers pakai model Bosch tapi ada merk FG nya , demikian juga dengan kelengkapan lainnya , ini juga menjawab komentar Sdr. Niko tentang tromol SA .
    Tahun 1950 fongers mengalami banyak masalah , Hindia belanda merdeka , pesaing menjual sepeda kwalitas bagus harga jauh dibawahnya , sehingga tahun 1958 terpaksa di restrukturisasi dan tahun 1961 terpaksa di jual ke Phoniex ( belanda ) selanjutnya keluar PFG model …………………….tidak ada yang abadi……………….dunia …oh….dunia .

  66. Tulisan saya sebenarnya terputus-putus karena ada gangguan tidak bisa terkirimnya komentar saya secara lengkap .
    Ketika kita berbicara sepeda fongers , seperti yang sudah kita tahu bahwa pabrik sepeda ini di mulai tahun 1897 , dalam waktu sekitar tiga tahun setelah pabriknya resmi beroperasi , tepatnya tahun 1900 – 1920 , Fonger menjadi leader /pemimpin pasar , menggunguli pesaing ketatnya Gazelle maupun Burgers yang terlebih dahulu berdiri , juga Simplex , serta Batavus , semuanya adalah pesaing yang sangat berat dalam merebut pangsa pasar yang tidak seberapa *************************************

  67. ************************************
    Sejak awal Fongers memang memfokuskan pada segi kwalitas yang super bagus dan yang dibidik pangsa pasarnya adalah golongan menengah keatas , kalau di samakan dengan mobil , ini adalah Rollroyce nya sepeda .
    Itu pula sebabnya kita masih banyak menemukan sepeda fongers keluaran tahun –tahun tersebut yang masih banyak eksis , karena memang kwalitasnya terbaik dalam segala hal.
    Walaupun harga yang ditawarkan memang sangat mahal dan hanya yang golongan ekonomi menengah keatas saja yang bisa membeli , dan ditanah air pun hanya segelintir orang yang bisa membeli , sehingga ada edisi khusus yang dibagikan dikalangan tertentu oleh pemerintah belanda sebagai hadiah , seperti yang disampaikan Mr. Marko .

  68. ************************************
    Setelah tahun 1920 – 1945 , Fonger mengalami penurunan yang kian hari kian susut karena pangsa pasarnya digrogoti pesaingnya baik yang domestic maupun dari Negara eropa lainnya seperti German , Belgia , England , posisinya tetap eksis karena tertolong oleh order pemerintah untuk dipakai sebagai transportasi militer kerajaan belanda dan ketika pecah perang dunia ke II fongers tetap berproduksi secara normal di banding yang lain .
    Akan tetapi dalam kurun waktu tersebut , untuk tetap bisa bersaing , fongers memang harus melakukan banyak penurunan standar kwalitas dan penutupan divisi-divisi nya agar bisa bersaing serta mengalihkannya ke pemasok yang lebih murah dan terfokus produksinya seperti untuk sadel ke Leeper , Brooks , Wittkop , demikian juga pelek nya , tromolnya , DLL .

  69. ##############################
    Disamping itu , dalam kurun waktu tersebut ada pergantian beberapa kali yang menjadi CEO nya , hal ini juga menentukan siapa yang menjadi pemasok komponen ke pabrik fongers , sebagai contoh ketika CEO nya dekat dengan orang dari pabrik Bosch , maka untuk lampu , fongers pakai model Bosch tapi ada merk FG nya , demikian juga dengan kelengkapan lainnya , ini juga menjawab komentar Sdr. Niko tentang tromol SA .
    Tahun 1950 fongers mengalami banyak masalah , Hindia belanda merdeka , pesaing menjual sepeda kwalitas bagus harga jauh dibawahnya , sehingga tahun 1958 terpaksa di restrukturisasi dan tahun 1961 terpaksa di jual ke Phoniex ( belanda ) selanjutnya keluar PFG model …………………….tidak ada yang abadi……………….dunia …oh….dunia .

  70. Ketika sebuah pabrik harus menangani semua komponen dalam satu mata rantai produksi , maka ada kemungkinan , itu tidak efisien lagi bahkan mungkin tidak efektive lagi , sebagai contoh soal Ban , mana yang lebih murah dengan mendirikan divisi membuat ban dengan beli dari GOOD YEAR ? dan diberi merk FG ?
    Disamping itu , dalam kurun waktu tersebut ada beberapa yang menjadi CEO nya , hal ini juga menentukan siapa yang menjadi pemasok komponen ke pabrik fongers , sebagai contoh ketika CEO nya dekat dengan orang dari pabrik Bosch , maka untuk lampu , fongers pakai model Bosch tapi ada merk FG nya , demikian juga dengan kelengkapan lainnya , ini juga menjawab komentar Sdr. Niko tentang tromol SA .
    Tahun 1950 fongers mengalami banyak masalah , Hindia belanda merdeka , pesaing menjual sepeda kwalitas bagus harga jauh dibawahnya , sehingga tahun 1958 terpaksa di restrukturisasi dan tahun 1961 terpaksa di jual ke Phoniex ( belanda ) selanjutnya keluar PFG model …………………….tidak ada yang abadi……………….dunia …oh….dunia .

  71. **********************************
    Ketika sebuah pabrik harus menangani semua komponen dalam satu mata rantai produksi , maka ada kemungkinan , itu tidak efisien lagi bahkan mungkin tidak efektive lagi , sebagai contoh soal Ban , mana yang lebih murah dengan mendirikan divisi membuat ban dengan beli dari GOOD YEAR ? dan diberi merk FG ?
    ************************************

  72. fonger memang mantab……kalau melihat gambar diatas jadi ingat sepeda fonger H 60 ku (wira wiri 5 september 2008) yg ada tulisan rijwiel handle AVIS Soerabaija
    @ mas andit kalau boleh alamat emailnya Jos Rietveld ? trim sebelumnya…..salam onthel salam BOS

  73. Disamping itu , dalam kurun waktu tersebut ada beberapa pergantian yang menjadi CEO nya , hal ini juga menentukan siapa yang menjadi pemasok komponen ke pabrik fongers , sebagai contoh ketika CEO nya dekat dengan orang dari pabrik Bosch , maka untuk lampu , fongers pakai model Bosch tapi ada merk FG nya , demikian juga dengan kelengkapan lainnya , ini juga menjawab komentar Sdr. Niko tentang tromol SA .

  74. tambahan tentang asesoris:
    saya kasih contoh standard/jagrag samping yang bertuliskan
    GAZELLE, SIMPLEX, FONGERS dkk..,saya tanya dengan beberapa Meneer-meneer from Holland. Pabrik sepeda tersebut disana tidak pernah memproduksi standard/jagrag samping dengan model begitu…,
    semuanya buatan lokal sini.
    mereka jawab Made in Indonesia..katanya…he..,
    tapi beberapa memang buatan lokal masa lalu.

  75. komentar saya yangterakhir………………………..
    Tahun 1950 fongers mengalami banyak masalah , Hindia belanda merdeka , pesaing menjual sepeda kwalitas bagus harga jauh dibawahnya , sehingga tahun 1958 terpaksa di restrukturisasi dan tahun 1961 terpaksa di jual ke Phoniex ( belanda ) selanjutnya keluar PFG model …………………….tidak ada yang abadi……………….dunia …oh….dunia .

  76. Terakhir dari komentar saya…………………………
    Tahun 1950 fongers mengalami banyak masalah , Hindia belanda merdeka , pesaing menjual sepeda kwalitas bagus harga jauh dibawahnya , sehingga tahun 1958 terpaksa di restrukturisasi dan tahun 1961 terpaksa di jual ke Phoniex ( belanda ) dan selanjutnya keluar PFG model …………………….tidak ada yang abadi……………….di dunia …oh….dunia .
    demikian dari saya

  77. Seandainya di situs ini ada galeri sepeda onthel. Galeri ini semacam musium yang akan menampilkan berbagai merk sepeda yang pernah beredar di Indonesia. Kami yakin situs ini akan semakin banyak pengunjungnya. (misal : fongers dengan mewakili lima jenis seri dan ukurannya). Hanya dengan gambar/foto kami yakin banyak onthelis yang akan dengan suka hati menyumbangkan foto koleksinya. (dengan catatan gambar/foto diseleksi terlebih dahulu apakah layak tampil atau tidak). semoga mimpi ini bukan lagi sebuah mimpi.

Tinggalkan Balasan ke masimplexian Batalkan balasan